Mengenal Asal Usul Makan Prasmanan, Budaya Nusantara yang Katanya Diadopsi dari Prancis
Reporter
Mutmainah J
Editor
Nurlayla Ratri
24 - Sep - 2023, 01:29
JATIMTIMES - Cara prasmanan sudah merupakan hal yang sangat lazim di kalangan masyarakat kita. Selain di hotel, cara tersebut juga kerap digunakan dalam berbagai pesta jamuan makan di acara pernikahan, perayaan ulang tahun dan kegiatan-kegiatan resmi lainnya.
Istilah 'prasmanan' sendiri mengacu kepada cara penyajian makanan yang dihidangkan di atas meja. Hidangan tersebut disusun sedemikian rupa agar para tamu bisa memilih sendiri makanan yang diminatinya.
Baca Juga : Pantangan Larung Sesaji Pantai Ngliyep, Wajib Berpuasa Hingga Tak Boleh Didatangi Wanita
Sejatinya, cara prasmanan tidak dikenal di Indonesia. Orang-orang Nusantara (terutama Jawa dan Sumatera) lebih akrab dengan cara makan bersama dengan sajian jenis makanan yang dihidangkan secara terbuka.
Usut punya usut, cara penyajian itu bukanlah budaya asli masyarakat Indonesia, melainkan adopsi dari budaya kuliner luar negeri tepatnya Prancis. Orang Prancis menyebut cara penyajian itu dengan istilah buffet yang cukup populer pada abad ke 19.
Dilansir dari akun Tiktok @goodnewsfromindonesia, kata prasmanan sebenarnya berasal dari kata fransman (France Man) atau sebutan orang-orang Prancis oleh orang Belanda yang kala itu menghidangkan sajian di atas meja mereka.
Suryatini N Ganie dalam Upaboga di Indonesia menjelaskan bahwa istilah buffet sendiri diartikan sebagai meja besar yang ditaruh di dekat pintu masuk restoran-restoran. Kemudian di atas meja tersebut dihidangkan makanan yang disusun pelayan.
Sembari berjalannya waktu, cara penyajian makanan ala prasmanan atau buffet ini mengalami modifikasi, yaitu dengan adanya model penyajian makanan pada meja terpisah untuk setiap menunya yang bisa dijumpai dalam pesta pernikahan.
Pengadopsian prasmanan oleh kaum bumiputra seperti menghancurkan tradisi makan cara lama. Pasalnya sebelumnya pada suatu perhelatan besar, para tamu akan dibawakan berbagai sajian untuk disantap bersama dalam masing-masing piring atau wadah lain.
Di luar Jawa, prasmanan masih dianggap bukan tradisi lokal, salah satunya di Palembang. Gustaaf Kusno, seorang penulis asal usul dari Palembang menyatakan orang Palembang masih menyebut prasmanan sebagai makan prancis.
Gustaaf menyatakan pencatuman resepsi ala Prancis ini karena ada tradisi makan lain di Palembang yang dinamakan chia tuk (layanan per meja). Dalam tradisi khas Tiongkok ini undangan dipersilahkan duduk melingkari meja bundar dan hidangan akan diantarkan...