Sejarah Singkat Batu Ampar, Jejak Penyebaran Islam di Madura
Reporter
Mutmainah J
Editor
Yunan Helmy
23 - Sep - 2023, 09:18
JATIMTIMES - Madura tidak hanya dikenal sebagai Pulau Garam. Namun, pulau yang memiliki luas wilayah sekitar 5.379 km² itu juga kaya akan sejarah, terutama penyebaran agama Islam yang salah satu buktinya ada di Pesarean Batu Ampar.
Batu Ampar berada di sebuah kompleks pemakaman yang berjarak 15 km dari pusat Kabupaten Pamekasan. Nama Batu Ampar ini, berasal dari bahasa Madura yaitu "bato" yang berarti batu dan "ampar" yang berarti hamparan.
Baca Juga : Rebana 08, Gerakan Bu Nyai, Ning serta Santriwati Dukung Prabowo
Orang di Pulau Madura biasa menyebut kompleks pemakaman sakral itu dengan sebutan Pesarean Batu Ampar. Letaknya ada di Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan.
Keberadaan Batu Ampar sangat penting, karena menjadi salah satu bukti jejak penyebaran Islam di Madura. Dilansir dari akun Tiktok @Mas.Rendy, asal usul Buju' Batu Ampar Pamekasan berawal dari sebuah kisah seorang ulama di Bangkalan, Madura, yang bernama Sayyid Husein.
Konon pengikut dan santri Sayyid Husein sangat banyak karena kealiman dan karomah yang dimiliki Sayyid Husein. Meski begitu, Sayyid Husein tidak terlepas dari fitnah orang yang membencinya.
Suatu ketika, seseorang yang iri dan benci kepada Sayyid Husein tersebut merekayasa berita bahwa Sayyid Husein dan pengikutnya telah merencanakan pemberontakan dan ingin mengulingkan kedudukan raja Bangkalan.
Mendapatkan kabar tersebut, Raja Bangkalan gelisah dan merasa khawatir. Sehingga pada akhirnya raja Bangkalan memerintahkan panglima perang untuk menyerang Sayyid Husein.
Lalu, panglima kerajaan itu berangkat bersama sejumlah pasukan menjalankan perintah sang raja. Sesampainya di tempat tinggal Sayyid Husein, panglima perang Kerajaan Bangkalan tanpa berpikir dan tanpa bukti yang kuat langsung membunuh Sayyid Husein yang lagi beristirahat. Konon jasad Sayyid Husein dikubur di perkampungan tersebut.
Setelah membunuh Sayyid Husein dengan kejam, panglima dan sejumlah pasukan kembali ke kerajaan dan melaporkan kepada raja Bangkalan bahwa Sayyid Husein sudah dibunuh.
Berselang bebarapa hari dari wafatnya Sayyid Husein, raja Bangkalan baru mendapatkan informasi bahwa rencana pemberontakan yang akan dilakukan Sayyid Husein itu tidaklah benar. Hal itu fitnah yang di lakukan seseorang yang iri dan benci kepada Sayyid Husein.
Kondisi tersebut membuat Rlraja Bangkalan menyesali atas perbuatannya terhadap Sayyid Husein. Raja Bangkalan pun bingung dengan cara apa dirinya menebus kesalahannya itu...