Mengulik Tradisi Labuhan Pantai Ngliyep, Warisan Leluhur Sejak Tahun 1913 untuk Usir Pagebluk Kematian
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
19 - Sep - 2023, 02:54
JATIMTIMES - Sekitar 110 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1913 terjadi pagebluk atau wabah penyakit mengerikan di Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Pada saat itu, warga desa setempat yang menderita sakit meninggal dunia kurang dari 24 jam setelah terjangkit penyakit misterius.
Demi mengentaskan pagebluk kematian tersebut, kepala desa dan tokoh yang dituakan atau dikenal dengan istilah sesepuh desa setempat, akhirnya bersemedi untuk mencari wangsit alias petunjuk. Dalam semedinya, kedua tokoh tersebut kemudian mendapatkan wangsit untuk menggelar Labuhan atau Larung di Pantai Ngliyep.
Baca Juga : Lonjakan Kematian Akibat Overdosis di AS Meningkat
Sepulang dari bersemedi, beliau kemudian melaksanakan titah dari wangsit tersebut. Yakni mengadakan Larung Sesaji lengkap dengan kepala hewan seperti kambing hingga sapi, serta kulit, kaki dan sebagian darahnya. Sedangkan bagian tubuh dari hewan lainnya pada umumnya dimasak untuk hidangan kenduri.
Setelah ritual Larung Sesaji itu dilakukan, pagebluk berangsur-angsur menghilang. Sejak tahun 1913 itulah, tradisi warisan dari para leluhur tersebut tetap dilestarikan hingga saat ini.
"Tahun ini (2023) juga akan diadakan larung, acaranya pada 30 September hari Sabtu. Namanya Larung Sesaji Pantai Ngliyep. Tradisi ini sudah berusia 110 tahun, pertama kali dilakukan sejak tahun 1913," ungkap Tokoh Masyarakat Desa Kedungsalam, Iwan Yuyanto saat dikonfirmasi, Senin (18/9/2023).
Diceritakan Iwan, sejarah mulai terukir pada tahun 1913, tepatnya saat bulan Sapar dalam kalender Jawa Alif-Rebo-Wage atau yang dikenal dengan istilah Aboge. Di bulan itu, awal mula terjadinya pagebluk kematian.
"Di bulan Sapar itu ada pagebluk, selanjutnya karena ada pagebluk itu Kepala Desa (Kedungsalam) yang pertama yaitu Eyang Kiai Tholib dan Eyang Atun itu semedi di Gunung Kombang," imbuhnya.
Sekedar informasi, diterangkan Iwan, Gunung Kombang berlokasi di Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Tepatnya berada di kawasan seputaran Pantai Ngliyep.
"Setelah semedi beliau mendapatkan wangsit, disuruh melakukan Labuhan atau Larung Sesaji," tuturnya.
Setelah mendapat petunjuk tersebut, kepala desa serta tokoh yang dituakan di Desa Kedungsalam kemudian mempersiapkan agenda Larung Sesaji usai menjalani semedi. "Selanjutnya Larung Sesaji itu dilaksanakan pertama kali seingat saya pada 13 Februari 1913 atau tanggal 14 bulan Mulud 1331 Hijriah," jelasnya...