Candi Simping, Makam Pendiri Majapahit di Blitar yang Pertama Kali Ditemukan Orang Belanda
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
20 - Jun - 2023, 07:55
JATIMTIMES-Meskipun sudah cukup lama diperkenalkan sebagai makamnya pendiri Kerajaan Majapahit Raden Wijaya, namun pamor Candi Simping nampaknya masih belum begitu menarik minat banyak orang untuk mengunjunginya.
Entah apa penyebab orang enggan datang ke candi ini, mungkinkah karena candi ini kurang indah secara estetika karena tak berbentuk?
Baca Juga : Sebut Semua Partai Saat ini Bermasalah, Ketum Projo: Kalah Berhitung, Masuk Penjara
Candi Simping adalah tempat bersejarah yang terletak di Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Lokasi candi ini berjarak sekitar lima belas kilometer dari pusat Kota Blitar. Bukti-bukti sejarah menyatakan candi ini adalah tempat pendarmaan Raja pertama Majapahit Raden Wijaya. Sebagian abu dari sang raja pertama disimpan di candi ini.
Merujuk pada catatatan Kolonial Hindia-Belanda dalam buku “Natuurkundig Tijdschrift Voor Nederlandsch Indie” yang diterbitkan di Batavia pada tahun 1856, Candi Simping pertama kali ditemukan kembali oleh Johannes Elias Teijsmann pada 30 Juli 1854, saat itu Candi Simping masih belum diketahui asal-usul dan nama aslinya.
Seperti halnya candi-candi lain di Indonesia, masyarakat sekitar menyebut Candi Simping dengan nama Soengkoep (dalam ejakan lama dibaca sungkup/cungkup). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sungkup/cungkup/cung·kup/ diartikan sebagai bangunan beratap di atas makam sebagai pelindung makam; rumah kubur. Maka untuk memperjelas penamaannya, kebanyakan candi-candi di Indonesia yang tidak diketahui nama aslinya, kesepakatan yang diambil dalam dunia arkeologi ialah menamai candi itu berdasarkan nama desa tempat ditemukannya candi tersebut.
Oleh karena itu penamaan bangunan kuno tersebut disesuaikan dengan nama Desa Sumberjati yaitu Tjandi Sumberdjati. Saat ditemukan kembali oleh Teijsmann pada tahun 1854, candi ini sudah runtuh dengan hanya menampakkan lantai pondasinya saja. Sementara banguan atasnya sudah berserakan dan sisanya disusun disekitaran candi. Namun ada beberapa arca yang bentuknya masih indah, salah satunya arca seukuran manusia.
"Natuurkundig Tidjschrift: 30 Julij naar Tjandi Soengkoep. Een eind wegs kan men met den wagen afleggen tot de rivier Brantas, waar-over eene hangende brug van rottan en bamboe is aan-gelegd. Hier stijgt men te paard, om langs gebaande en ongebaande wegen de ruïnen te bereiken...