Kisah Mohammad Kasim, Mahasiswa IPB yang Diwisuda di Usia 40 Tahun Karena Lupa Pulang Saat KKN
Reporter
Mutmainah J
Editor
Nurlayla Ratri
29 - Jan - 2023, 10:00
JATIMTIMES - Kisah inspiratif datang dari Mohammad Kasim Arifin, seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang baru kembali setelah 15 tahun dikabarkan hilang.
Pada tahun 1964, ada seorang mahasiswa IPB bernama Mohammad Kasim Arifin yang sedang mengikuti Program Pengerahan Mahasiswa yang kini lebih dikenal sebagai Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Baca Juga : Kompolnas Akan Klarifikasi Kasus Mahasiswa UI yang Meninggal dan Jadi Tersangka ke Polda Metro
Pada saat mengikuti porgram itu, Kasim ditempatkan di Pulau Seram Maluku. Pada kesempatan itu, Kasim benar-benar serius dalam mencurahkan ilmunya dalam membantu para petani.
Kasim mengajarkan para petani di Pulau Seram untuk bisa mengolah tanah dengan baik, membuat irigasi serta meningkatkan hasil panen yang berkualitas. Program KKN itu hanya berlangsung selama tiga bulan lamanya.
Setelah tiga bulan, Kasim harus sudah kembali ke kampus IPB untuk melanjutkan pendidikannya. Namun, Kasim pada saat itu lupa untuk pulang. Ia merasa bahwa tugasnya di Pulau Seram belum usai. Sehingga ia memilih untuk tinggal di Pulau tersebut untuk membantu para petani.
Kasim benar-benar tidak ingin kembali. Bahkan, saat teman seangkatannya wisuda, Kasim masig bertahan di Pulau Seram, Maluku. Pada saat itu, Kasim tengah sibuk membangkitkan semangat para warga Pulau Seram tepatnya Kampung Waimital Maluku.
Setelah merasa tugasnya telah selesai, Kasim akhirnya kembali ke kampus IPB pada tahun 1979. Ia kemudian dibantu teman-temannya untuk mengerjakan skripsi dan Kasim pun akhirnya di wisuda pada usianya yang ke-40 tahun.
Namun, wisudanya Kasim bukan dari dirinya yang mempertahankan skripsinya, namun lebih pada pengabdiannya selama 15 tahun yang tanpa gaji.
Nama Ir. Kasim Arifin diabadikan untuk nama sebuah jalan di Kecamatan Kairatu dan juga menjadi nama Gugus Depan Gerakan Pramuka. Atas pengabdiannya, Kasim mendapat penghargaan Kalpataru dari pemerintah Soeharto pada 1982.
Sosok yang lahir di Langsa, Aceh, 18 April 1938 ini akhirnya dilantik menjadi sarjana. Setelah itu, Kasim Arifin kembali kampung halamannya dan menikah pada tanggal 27 Oktober 1984 dengan Syamsiah Ali, seorang guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Langsa. Mereka memiliki 3 orang anak. Kasim menjadi dosen di Universitas Syiah Kuala, Aceh.
Kasim Arifin berasal dari Langsa, Provinsi Aceh. Ayahnya bernama M. Arifin dan ibunya Nyak Mi. Kasim Arifin memiliki 12 orang adik. Di Kota Padang, Kasim Arifin bersekolah...