Januari-Oktober 71 Kejadian Tanah Longsor Terjadi di Kota Batu, Terbanyak Kecamatan Bumiaji

JATIMTIMES - 71 kejadian bencana tanah longsor terjadi sejak 1 Januari 2022 hingga 13 Oktober 2022 di Kota Batu. Yang mendominasi adalah kawasan Kecamatan Bumiaji.

71 kejadian bencana tanah longsor terbanyak di Kecamatan Bumiaji sejumlah 50 titik. Disusul Kecamatan Batu 12 titik, dan terendah di Kecamatan Junrejo 9 titik.

Berikut ini ciri-ciri kawasan rawan bencana tanah longsor:

Baca Juga : Kandang Ayam di Kepanjen Terbakar, Sebabkan Kerugian Rp 90 Juta

1.  Umumnya tanah longsor terjadi di wilayah perbukitan dan lereng gunung dengan kemiringan 20 derajat

2. Lapisan tanah di bagian atas lereng tebal

3. Lahan gundul tidak ada pepohonan, shingga lereng terbuka

4. Terdapat retakan tanah di atas lereng dan tebing

6. Sistem saluran air yang buruk di daerah lereng

7. Ada mata air atau rembesan di tebing, dan didahului oleh longsoran kecil

8. Adanya bangunan di bagian atas tebing yang menyebabkan beban berlebihan

Baca Juga : Menjelang Akhir Tahun, Pajak Hotel di Kabupaten Malang Sumbang PAD Rp 3,7 Miliar

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu Agung Sedayu menjelaskan, Kecamatan Bumiaji menjadi daerah paling rawan terjadi bencana lantaran kontur alamnya adalah lereng dan tebing. Kontur topografi alam dan kerapatan vegetasi seperti itu membuat bencana tanah longsor rawan terjadi.

“Karena itu kejadian tanah longsor kerap terjadi di Kecamatan Bumiaji. Memang yang dominan tanah longsor, tanah ambles, plengsengan longsor,” ungkap Agung.

Karena itu, BPBD Kota Batu memasang 12 EWS untuk mendeteksi dini adanya longsor. 12 EWS berada di Dusun Jurang Kuali, Lemah Putih, Kekep, Payan, Kungkuk, Punten, Ngebruk, Jantur, Baru Atas, dan Brau Bawah.

Kemudian wilayah kedua, yakni Kecamatan Batu yang terletak di pusat kota juga menjadi kawasan yang rawan bencana longsor dan banjir genangan. Karena di Dusun Sumberejo, Desa Sumberejo Kecamatan Batu rencananya ada dua EWS yang dipasang...

Baca Selengkapnya