Bupati Mundjidah Launching Pakaian Khas Jombang, Begini Bentuk dan Filosofinya
22 - Oct - 2022, 04:57
JATIMTIMES - Hari Jadi Pemkab Jombang ke-112 serasa istimewa kali ini. Betapa tidak, di momen yang spesial itu Pemkab Jombang me-launching busana khas Jombang.
Busana khas Kota Santri ini bernama 'Jombang Deles'. Pakaian tersebut di-Launching oleh Bupati Jombang Mundjidah Wahab pada upacara peringatan Hari Jadi Jombang ke-112 dan peringatan Hari Santri Nasional. Dengan diperagakan oleh Guk dan Yuk Jombang 2022.
Baca Juga : Melalui SE, Bupati Lumajang Minta Pemilik Ijin Tambang Kosongkan Stockphile
Busana Jombang Deles rupanya sarat akan filosofi. Mulai dari penutup kepala hingga bagian bawahan pakaian. Busana khas Jombang ini terdiri diri Udheng Blangkon Sundul Mego.
Yakni perpaduan dari Udheng ludruk dan Blangkon Cekdongan. Hal itu berarti insan Jombang sangat egaliter, sangat menghormati perbedaan, sangat toleran. Sundhul Mego diambil dari nama Patih dalam Cerita Wayang Topeng Jatiduwur dalam lakon Wiruncono Murco.
Pada bagian baju, Busana Jombang Deles ini memilih model jas warna putih yang diberi nama Jas Gulon Dwigatra'. Jas ini merupakan busana atasan pria. Dipilih desain jas karena mengikuti pola busana adat Jawa yang cenderung menggunakan jas untuk busana atasannya. Bagian Jas Gulon Dwigatra ini menjadi titik pembeda dengan busana adat dengan daerah lain di Jawa Timur.
Gulon di sini memakai kerah tegak, untuk membedakan dengan model potong gulon atau pun desain teluk belanga. Jas gulon ini juga dipakai oleh Bupati Jombang pertama RAA Soeroadoningrat. Jas Gulon Dwigatra sebagai pembeda dengan bentuk Jas Mataraman dan Jas Jawa Timuran atau sering disebut jas Basofi.
Sedangkan Dwigatra adalah bertemunya dua gatra budaya menurut pemetaan sejarawan dan budayawan almarhum Prof. Ayu Sutarto, yaitu gatra budaya Mataraman (Pracima) dan gatra budaya Arek (purwa).
Sedangkan busana wanita dalam pakaian adat Jombang Deles dinamai dengan Kemodoningrat. Nama Dewi Kemodoningrat adalah nama lain Dewi Sekartaji atau Galuh Candrakirana, istri Panji Asmarabangun. Dewi Kemodoningrat juga dipercaya sebagai pembabat Dusun Kemodo, desa Dukuhmojo, Mojoagung.
Baca Juga : Baca Selengkapnya