Kisah Nosa, Hacker Muda Asal Pasuruan yang Retas Google, Malah Diberi Imbalan Ratusan Juta
Reporter
Tubagus Achmad
Editor
Yunan Helmy
25 - Sep - 2022, 03:42
JATIMTIMES - Munculnya hacker Bjorka yang membeberkan banyak informasi terkait kondisi Indonesia dan saat ini sedang diburu mengingatkan kita akan kisah M. Nosa Sandi Prasetyo. Nosa -hacker asal Bukir, Kota Pasuruan- itu berhasil meretas sistem keamanan Google pada tahun 2018 dan mendapatkan imbalan sebesar USD 7.500 atau sekitar Rp 112 juta.
Nosa merupakan pemuda kelahiran 30 September 1999 yang telah menggeluti dunia teknologi informasi (TI) sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Semasa SD, Nosa sudah akrab dengan dunia game. Kemudian lanjut di bangku SMP, Nosa mulai mengenal software dan sempat membuat virus sederhana.
Baca Juga : Kesombongan Membuat Orang Terkaya di Zaman Nabi Musa Ditenggelamkan Allah SWT
Memasuki bangku SMA, Nosa masuk di jurusan ilmu pengetahuan sosial (IPS). Meskipun Di jurusan IPS, tidak tertutup ruang Nosa belajar dunia teknologi informasi hingga pemprograman yang notabene digeluti oleh remaja SMA dengan latar belakang jurusan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Dengan begitu, Nosa dapat membuat instruksi untuk menjalankan dan mengeksekusi suatu perintah. Ia pun memulai meretas akun rapor online hingga akun ujian sekolah berbasis android. Itu dilakukan Nosa setelah sebelumnya dirinya menemukan bug pada sebuah website.
Meskipun ia berhasil meretas akun, Nosa tidak memanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Justru pemuda gondrong ini melaporkan ditemukannya bug atau sebuah kesalahan yang membuat program tidak berjalan normal kepada pembuat program. Alhasil, Nosa pun kerap mendapatkan imbalan dari aksinya tersebut.
Lulus SMA, Nosa sempat ditawari untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Tetapi, karena saat duduk di bangku SMA,l Nosa berada di jurusan IPS, dan jurusan TI yang ditawarkan di PTN untuk anak jurusan IPA, maka kesempatan untuk lolos SNMPTN itu pun hilang.
Nosa sempat memutuskan tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Namun, atas dorongan kedua orang tuanya, akhirnya Nosa tetap melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan dan mengambil jurusan teknik informatika di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Yadika, Bangil, Kabupaten Pasuruan.
Sebagai pencari bug (bug hunter), Nosa pernah berkeinginan untuk dapat menemukan bug di Google. Korporasi pemilik mesin pencarian terbesar di dunia ini memang membuka ruang untuk dapat menemukan bug (bug bounty)...