Tolak Kenaikan BBM, Tokoh PKS Ini Kisahkan Cerita Perjuangan Mikhail Gorbachev
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
Nurlayla Ratri
10 - Sep - 2022, 10:45
JATIMTIMES- Sebagai salah satu pihak oposisi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga saat ini terus konsisten menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi. Meskipun penolakan tersebut tidak membuat pemerintah menganulir keputusannya untuk kembali menurunkan harga BBM bersubsidi.
Ketua DPD PKS Surabaya Johari Mustawan menyampaikan sebenarnya kenaikan BBM ini tidak perlu terjadi. Pemerintah masih bisa mengambilkan dari dana alokasi yang lain.
Baca Juga : Memiliki Alur Cerita Menarik, Berikut 5 Rekomendasi Film Jepang Bikin Adem Panas
Dia kemudian mencontohkan misalnya proyek pembangunan IKN (Ibu Kota Negara), itu bisa ditunda pengerjaanya. Sehingga APBN tidak sampai banyak melakukan pengeluaran.
"Sehingga harapan kami pemerintah meninjau ulang. Project yang tak berkaitan dengan masyarakat miskin menengah yang tak langsung bersentuhan dengan hajat hidup orang banyak itu bisa ditunda dan dialihkan untuk pembangunan lain, sedangkan BBM tak berubah harga," tegas Bangjo demikian biasa disapa.
Kemudian lanjut dia kembali sumber daya minyak dan gas di Indonesia sangat besar.
"Tapi begitu ironi, kita tidak bisa mengolah meningkatkan 640 ribu barel perhari yang seharusnya bisa sampai 800 juta barel perhari. Sedangkan kebutuhan masyarakat Indonesia 800 ribu barel perhari," bebernya.
Bangjo juga menjelaskan fakta bahwa di Indonesia ini sumber daya alam Indonesia di ekspor ke luar negeri. Kemudian kita mengimpor dari negara yang sama sekali tak menghasilkan minyak, termasuk di Singapura
"Artinya apa? Pemerintah harus meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan bahan bakar minyak gas untuk kepentingan masyarakat Indonesia," tegasnya kembali.
Baca Juga : Dinilai Sukses Stop BABS, Wako Erman Raih Penghargaan Kota Open Defecation Free
Disinggung mengenai bebalnya sikap pemerintah dalam menyikapi kritik kenaikan BBM bersubsidi ini, Bangjo kemudian menyampaikan sebuah kisah perjuangan tokoh politik mashyur asal Russia atau yang dahulunya dikenal sebagai Uni Soviet...