Lelah Menunggu, Peternak di Pujon Tak Berharap Banyak Bantuan Obat PMK dari Pemerintah

Reporter

Riski Wijaya

01 - Sep - 2022, 11:00

Siswanto saat memeriksa kondisi pemulihan sapinya. (Foto: Riski Wijaya/MalangTIMES).


JATIMTIMES - Siswanto (54) merupakan salah satu warga Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang yang cukup terpukul akibat dampak mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK). Sebab, sebanyak 9 ekor sapinya meninggal akibat penyakit tersebut. Rinciannya, 6 ekor sapi produktif dan 3 ekor sapi anakan. 

Jika ditotal, kerugian yang ia tanggung akibat sapinya yang mati tersebut mencapai Rp 120 juta lebih. Sebab menurut Siswanto, sapi perah yang aktif memproduksi susu, biasanya dihargai Rp 20 juta per ekornya jika dijual. 

Baca Juga : Peternak Keluhkan Luka Bernanah pada Sapi setelah Terkena Penyakit Mulut dan Kuku

"Kemungkinan lebih (Rp 120 juta). Itu kan untuk yang indukan yang sudah produksi susu, kalau pedet (anakan sapi) itu kan juga ada harganya," ujar Siswanto saat ditemui di kandang sapi miliknya, Kamis (1/9/2022) siang. 

Selama wabah PMK menjangkit ribuan sapi di Kabupaten Malang, termasuk miliknya, Siswanto berupaya sebisa mungkin untuk memberi pengobatan. Saat itu, sapi miliknya ada sebanyak 17 ekor. 

Bukan tanpa alasan, ia berusaha mandiri untuk mengobati sapinya. Sebab menurutnya, pemerintah cenderung kurang aktif memberikan pendampingan. Bahkan terkesan kurang serius untuk mengatasi wabah tersebut. 

Untuk pengobatan sapinya, Siswanto mengaku telah mengeluarkan belasan juta rupiah. Sebab, bantuan obat dari pemerintah, juga tidak bisa ditunggu kepastiannya. Bahkan menurutnya, kalaupun ada obat dari pemerintah, efeknya tak cukup berpengaruh pada kondisi ternak. 

"Kalau dari pemerintah, cenderung tidak ada (bantuan) obat. Kebanyakan saya mengeluarkan uang pribadi, kemungkinan sudah sekitar Rp 12 juta. Sedangkan dari pemerintah, ada seperti suntikan antiobiotik, bukan vaksin. Tapi ya begitu, buktinya masih ada yang mati," terang Siswanto. 

Saat ini, sapi-sapi miliknya sudah berangsur pulih dan mulai kembali dapat memproduksi susu. Meskipun, masih belum dapat maksimal. Dari sisa sapi yang ia miliki sekarang, setidaknya sudah bisa menghasilkan 100 liter susu per harinya.

Angka tersebut terbilang masih turun jika dibandingkan dengan sebelum ada PMK. Ia mengaku bisa memproduksi susu hingga 200 liter per hari. 

Baca Juga : Baca Selengkapnya


Topik

Peristiwa, ,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette