Jaga Stabilitas di Selat Taiwan, Jepang dan AS Jalin Kerja Sama Perdamaian
Reporter
Alif Perdana
Editor
Yunan Helmy
06 - Aug - 2022, 01:55
JATIMTIMES - Jumat 5 Agustus 2022, situasi di Selat Taiwan masih tegang karena latihan besar-besaran militer China. Hal itu imbas kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan.
Dilansir dari BBC News, pada 4 Agustus otoritas China telah melucurkan beberapa rudal balistik ke daerah barat daya dan perairan timur Taiwan. Termasuk lima rudal masuk ke wilayah zona ekonomi eksklusif Jepang.
Baca Juga : Selangkanganmu Hitam? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Untuk itu, Amerika Serikat dan Jepang bekerja sama dalam menjaga perdamaian. Dijetahui, setelah kunjungan ke Taiwan, Ketua DPR AS Nancy Pelosi sedang berada di Jepang dalam menjalani lawatan terakhir dari rangkaian perjalanannya di Asia.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Taiwan, Nancy Pelosi memuji demokrasi Taiwan dan menjanjikan solidaritas. Tentunya hal ini membuat marah China dan memicu latihan militer yang menurut beberapa pengamat akan menjadi terbesar yang pernah dilakukan oleh China di Selat Taiwan, termasuk penembakan langsung di perairan dan di wilayah udara sekitar negara pulau itu.
Lima rudal China yang mendarat di kawasan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepan membuat Tokyo mendorong protes keras melalui jalur diplomatik. Tokyo sendiri merupakan sekutu terdekat AS. Tokyo juga mulai mengkhawatirkan kekuatan militer China yang semakin kuat di kawasan Indo-Pasifik. Dengan kondisi semacam ini, China dapat dengan mudah melakukan tindakan militer ke Taiwan.
Di Jepang, Pelosi bertemu dengan Perdana Menteri Fumio Kishida di kediaman resminya. Kishida mengatakan kedua sekutu akan bekerja sama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, jalur pelayaran utama.
Baca Juga : 10 Jenis Pangan Ini Disarankan dr. Zaidul Akbar Jika Ingin Menguatkan Fungsi Otak
"Saya telah memberi tahu Pelosi bahwa rudal balistik China telah mendarat di dekat perairan Jepang, termasuk ZEE. Mengancam keselamatan dan keamanan nasional kami dan bahwa Jepang sangat mengutuk tindakan tersebut," ujar Kishida...