Dirut Petrokimia: Digitalisasi Pertanian Mampu Cegah Krisis Pangan di Indonesia
Reporter
Syaifuddin Anam
Editor
Yunan Helmy
15 - Jul - 2022, 04:03
JATIMTIMES - Seiring berkembangnya digitalisasi, Petrokimia Gresik terus mengembangkan inovasi untuk mendukung sektor pertanian dan pendapatan petani Indonesia.
Dirut Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, sebagai anggota holding Pupuk Indonesia (Persero), Petrokimia Gresik telah berkomitmen mendukung digitalisasi pertanian. Salah satunya dengan menggelar “Petro AgriTalk: Digital Farming, Ancaman atau Peluang untuk Sektor Pertanian” di Kebun Percobaan (Buncob) Petrokimia Gresik.
Baca Juga : Perumda Tugu Tirta Kota Malang Gelar Lomba Mural Aremania Bersatu, Jadikan Ultah Arema Berwarna
Menurut Dwi Satriyo, digital farming menjadi salah satu strategi intensifikasi pertanian yang sudah seharusnya diaplikasikan di era industri 4.0 ini untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus pendapatan petani.
"Selama tiga tahun ini Indonesia memang tidak melakukan impor (beras, Red), tapi apabila kita tidak melakukan apa-apa sekarang, maka krisis pangan akan terjadi di negara kita. Untuk itu, kita harus terus melakukan perbaikan dan inovasi yang berkelanjutan," ujarnya.
Salah satu teknologi digital farming yang diperkenalkan Petrokimia Gresik dalam rangkaian acara Petro AgriTalk adalah teknologi drone untuk pengaplikasian pupuk jenis granul. Drone yang didemonstrasikan di area Buncop Petrokimia Gresik ini merupakan percontohan perdana untuk pupuk granul karena selama ini drone hanya digunakan untuk pupuk jenis cair. Sedangkan pupuk yang diaplikasikan adalah produk andalan Petrokimia Gresik, Phonska Plus Formula 15-15-15.
"Drone yang kami terbangkan ini merupakan teknologi dari Thailand. Mudah-mudahan bisa kita adaptasi karena sangat bermanfaat bagi pertanian Indonesia," ujar Dwi Satriyo.
Pemanfaatan drone untuk pemupukan akan menghemat biaya produksi bagi petani. Sebab, salah satu item cost yang mahal dalam budidaya pertanian adalah tenaga kerja.
Sedangkan drone cukup dioperasikan oleh satu orang dan mampu melakukan pemupukan antara 40-60 ha/hari dengan hasil penyebaran pupuk yang lebih presisi.
Ke depan, teknologi ini diharapkan dapat melengkapi Program Makmur yang selama ini dijalankan Petrokimia Gresik bersama Pupuk Indonesia untuk membangun ekosistem pertanian yang lebih baik.
Baca Juga : Baca Selengkapnya