Ramai Diperbincangkan soal Kenaikan Harga Tiket, Berikut 5 Mitos dan Misteri Candi Borobudur
07 - Jun - 2022, 09:31
JATIMTIMES - Wisata Candi Borobudur belakangan ramai dibicarakan. Hal itu disebabkan adanya rencana kenaikan harga tiket menaiki stupa Candi Borobudur yang mencapai Rp750 ribu untuk wisatawan lokal.
Harga tersebut dipatok khusus untuk para wisatawan yang ingin menaiki stupa demi menjaga kekokohan bangunan. Meski belum final, rencana kenaikan harga itu memicu pro dan kontra.
Baca Juga : Harga Cabai Rawit dan Telur Ayam Melejit, Pengusaha Warung Makan Putar Otak
Banyak masyarakat menganggap harga tersebut terlalu mahal bagi wisatawan lokal. Kendati demikian, terlepas dari pro dan kontra kenaikan harga tiket, kemegahan dari Candi Borobudur memang tak bisa dipungkiri.
Upaya untuk melestarikan candi yang berada di Magelang, Jawa Tengah itu juga menjadi tak kalah penting. Seperti diketahui, Candi Borobudur termasuk salah satu situs warisan dunia UNESCO.
Status cagar budaya tersebut diberikan ke candi Buddha ini pada tahun 1991 silam. Candi Borobudur sendiri dibangun pada masa pemerintahan wangsa Syailendra sekitar tahun 800-an Masehi.
Candi ini juga menjadi salah satu kuil Buddha terbesar di dunia. Selayaknya bangunan kuno lainnya, Candi Borobudur juga menyimpan sejumlah mitos dan misteri. Bahkan, mitos dan misteri itu dipercaya kuat oleh masyarakat. Apa saja mitos dan misteri dari Candi Borobudur ini? Berikut ulasannya dirangkum dari berbagai sumber:
1. Relief tersembunyi
Berkunjung ke Candi Borobudur tentu mengunjungi situs bersejarah dengan hamparan relief di sepanjang dinding candi. Disebutkan bahwa di candi ini terdapat 2 relief tersembunyi dan jarang diketahui orang.
Relief itu berada di bagian bawah dan di pondasi yang tersembunyi. Relief disebut Kamadhatu yang terdiri dari 160 relief dari Sutra Karmawibhangga atau hukum sebab akibat.
2. Jam raksasa
Bangunan candi juga diyakini sebagai sebuah jam raksasa yang mengandalkan cahaya matahari. Stupa puncak atau stupa terbesar digunakan sebagai titik penanda jam tersebut. Saat terkena sinar matahari, puncak stupa akan menimbulkan bayangan dan jatuh di salah satu stupa di tingkat bawahnya.
Tak cuma itu, ternyata sang arsitek mampu memperhitungkan arah mata angin dengan tepat dan diaplikasikan pada pembangunan candi. Candi Borobudur disebut-sebut jadi penunjuk arah yang tepat.