Unik, Pria Asal Blitar Kenalkan Asal Muasal Ikan Mujair kepada Generasi Muda Melalui Kerajinan Batik
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Pipit Anggraeni
03 - Apr - 2022, 02:19
JATIMTIMES - Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar dikenal sebagai kampung Mudjair. Julukan ini karena di desa tersebut merupakan asal ditemukannya Ikan mujair oleh penemunya yakni Mbah Moedjair.
Warga Desa Papungan sangat menghormati Mbah Moedjair. Meski ikan mujair sudah tersohor ke seluruh penjuru dunia, warga tetap berupaya memberikan edukasi mengenalkan ikan mujair dengan beragam cara. Salah satunya Gigih Prasetyo yang mengenalkan Ikan mujair melalui batik tulis yang diberi nama Batik Mudjair.
Baca Juga : UNU Blitar dan STIBADA MASA Surabaya Jalin Kerjasama Tri Dharma
Melalui Batik Mudjair inilah Gigih berharap para generasi muda mengetahui bahwa ikan mujair ditemukan oleh Mbah Moedjair yang berasal dari Kabupaten Blitar. Menurut dia, anak muda zaman sekarang banyak yang tidak mengetahui jika penemu ikan mujair berasal dari Blitar.
Ditemui di rumahnya di Dusun Gajah RT 4 RW 1 Desa Papungan, Gigih mengaku baru menekuni Batik Mudjair sekitar 1 tahun terakhir.
"Sebelum ini saya sempat membuat kayu ukiran, tapi tidak jalan. Kebetulan saya pernah belajar lama di Yogjakarta tentang cara membatik. Kemudian ada pelatihan batik tulis di desa. Dari sini saya mulai menekuni untuk membuat batik bermotif ikan Mudjair. Ikan Mujair adalah ikon Desa Papungan dan Kabupaten Blitar," kata Gigih, Sabtu (2/3/2022).
Gigih menambahkan, ciri khas Batik Mudjair tentunya adalah ikan mujair yang dikombinasikan dengan motif belalai gajah, tebu, dan opak gambir.
"Untuk belalai gajah karena disini kan Dusun Gajah. Kemudian tebu itu masuk karena mayoritas petani di Blitar bertani tebu. Sedangkan opak gambir saya pilih karena di desa kami banyak warga yang menekuni usaha opak gambir skala UMKM," imbuhnya.
Dalam membuat batik, pria kelahiran 35 tahun silam ini mengaku masih sendiri. Sebab yang dikerjakan masih batik tulis. Dalam membuat satu karya Batik Mudjair, Gigih membutuhkan waktu lama dengan tingkat kesabaran tinggi.
"Dalam membuat satu karya batik, saya butuh waktu satu minggu. Prosesnya cukup panjang mulai dari sketsa gambar, kemudian di canting, diwarna sesuai keinginan, dicuci, dikeringkan, baru jadi. Tapi juga tergantung motifnya," terangnya...