free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

UNU Blitar dan STIBADA MASA Surabaya Jalin Kerjasama Tri Dharma

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

03 - Apr - 2022, 05:26

Placeholder
UNU Blitar dan STIBADA MASA Surabaya resmi menjalin kerjasama di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi

JATIMTIMES- Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar resmi menjalin kerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab dan Dakwah Masjid Agung Sunan Ampel  (STIBADA MASA) Surabaya. Mufakat kerjasama antara dua perguruan tinggi terkemuka di Jawa Timur ini ditandai dengan penandatanganan kerjasama.

Acara penandatanganan kerjasama diselenggarakan di Ruang Aula lantai II STIBADA MASA Surabaya pada Jumat 1 April 2022. Naskah kerjasama ditandatangan oleh Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Agama Islam UNU Blitar dan Lili Musyafa’ah, M.Pd., selaku Ketua STIBADA MASA Surabaya.

Baca Juga : Arema FC Tak Update Aturan FIFA, Ini Sandaran Fortes Hingga Pindah ke PSIS Semarang

Dr. Arif Muzayin mengatakan, ada beberapa alasan yang membuat UNU Blitar merealiasikan kerjasama dengan STIBADA MASA Surabaya. Pertama, banyak literatur dan ajaran Islam yang menggunakan Bahasa Arab. Oleh karena itu bekerjasama dengan lembaga yang tepat akan sangat membantu mahasiswa dalam mempelajari dan memahami agama Islam dengan baik dan benar.

Kedua, mempelajari dan memahami Bahasa Arab termasuk salah satu bagian dari agama. Oleh karena itu, bekerjasama dengan lembaga yang memiliki fokus utama Bahasa Arab seperti STIBADA MASA Surabaya merupakan pilihan yang tepat.

‘’Telah dijelaskan oleh Sayyidina Umar yang menyatakan agar umat Islam mempelajari Bahasa Arab, sebab hal tersebut merupakan bagian dari agama,’’ kata Arif kepada JATIMTIMES.

Selain kerjasama dalam bidang Bahasa Arab, UNU Blitar dan STIBADA MASA Surabaya juga bekerjasama dalam bidang dakwah penyiaran Islam. Menurut Arif,  UNU Blitar yang telah memiliki program studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)  terasa sesuai bila melakukan kerjasama dengan STIBADA MASA Surabaya yang telah memasukkan nomenklatur dakwah dalam program studinya.

‘’Program studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) UNU Blitar juga bisa bekerjasama dalam memahami Bahasa Arab, sebab seorang penafsir harus benar-benar paham Bahasa Arab dengan baik dan benar. Begitu pula dengan program-program studi lainnya,’’ imbuh pengampu mata kuliah Bahasa Arab untuk Anak Usia Dini di UNU Blitar tersebut.

Ada hal menarik lain yang disampaikan Arif saat ditanya mengapa UNU Blitar memilih bekerjasama dengan STIBADA MASA Surabaya. Menurutnya STIBADA MASA Surabaya yang berada satu lokasi dengan makam Sunan Ampel terasa selaras dengan kultur Nahdlatul Ulama yang memiliki tradisi berziarah ke makam para waliyullah. Dengan demikian, kerjasama antara Universitas Nahdlatul Ulama Blitar dan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab dan Dakwah Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya akan bisa mendekatkan civitas akademika pada ajaran Ahlusunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.

“Sebagai universitas yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama, maka kita perlu mendekatkan civitas akademika dengan ajaran Walisanga yang mana mereka telah dijadikan simbol bintang sembilan pada logonya,’’ tukasnya.

Baca Juga : Terkait Kasus RPH Kota Malang, Kejari Kota Malang Tahan Tersangka Siti Endah 20 Hari Kedepan

Sunan Ampel merupakan salah satu sesepuh Walisanga dan sumber keilmuan Islam dari masa ke masa. Oleh karena itu lanjut Arif, mendekat dan bekerjasama dengan STIBADA MASA Surabaya yang berada di lingkungan makam Sunan Ampel dirasa sangat tepat.

‘’Kerjasama ini sangat tepat. Sebab kita bisa mengkonstruk peradaban Islam dari masa ke masa, salah satunya berdasarkan penggalian kearifan lokal (local wisdom) dari perjuangan Sunan Ampel. Apalagi jika dikaitkan dengan Nahdlatul Ulama yang mana banyak ulama dari keturunan generasi penerus Sunan Ampel yang terlibat, misalnya KH. Hasan Gipo (Ketua Tanfidziyah PBNU pertama), KH. Mas Alwi Abdul Azis (pemberi nama Nahdlatul Ulama), KH. Ridwan Abdullah (pembuat logo Nahdlatul Ulama), dan lainnya," ujar pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam UNU Blitar,’’ jlentrehnya. 

Lebih dalam Arif menyampaikan, bukti bahwa Sunan Ampel merupakan sumber keilmuan dan peradaban Islam dari masa ke masa disebutkan dalam Kitab Wirid Hidayat Jati karya Raden Ngabehi Ranggawarsita yang merupakan murid kesayangan Kiai Ageng Hasan Besari Ponorogo, mursyid Tarekat Syattariyah, dan pujangga terakhir Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Ranggawarsita dalam Kitab Wirid Hidayat Jati menyatakan bahwa semua ilmu yang beliau ajarkan bersumber dari Sunan Ampel yang meyelaraskan pada dalil Quran, Hadist, Ijma, dan Qiyas. Penyebutan beliau pada empat dalil (Quran, Hadist, Ijma, dan Qiyas) tersebut, hingga saat ini tetap digunakan oleh Nahdlatul Ulama sebagai penggalian sumber hukum Islam.

Hingga kini pula lanjut Arif, Sunan Ampel masih tetap menjadi simbol sumber keilmuan dan peradaban Islam di nusantara. Beberapa perguruan tinggi yang mengabadikan nama Sunan Ampel menjadi nama lembaga, antara lain: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung, Universitas Raden Rahmat (UNIRA) Malang, dan lainnya.

‘’Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa sosok Sunan Ampel dari masa ke masa tetap menjadi simbol sumber keilmuan dan peradaban Islam. Yang jelas harapan kami adalah mudah-mudahan kerjasama antara UNU Blitar dengan STIBADA MASA Surabaya ini membawa berkah dan manfaat yang besar bagi kami secara khusus dan bagi peradaban Islam di nusantara secara umum,’’ pungkas Arif.


Topik

Pendidikan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Sri Kurnia Mahiruni