Seminar Literasi Jaminan Produk Halal, Ikhtiar Akademisi Majukan Pariwisata Kota Malang
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Dede Nana
09 - Mar - 2022, 03:11
JATIMTIMES - Universitas Negeri Malang (UM) menggelar seminar nasional mengenai ‘Literasi Jaminan Produk Halal dalam Pengembangan Ekonomi Pariwisata Halal Indonesia’ Selasa (8/3/2022). Hal ini merupakan bentuk ikhtiar dari para akademisi untuk memajukan Kota Malang sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata.
Rektor UM Prof Dr AH Rofi’uddin MPd menyampaikan, jika ini merupakan upaya dalam memberikan pemahaman dan kesadaran terhadap masyarakat. Dengan begitu diharapkan masyarakat kian memahami konsep halal, terlebih dalam konteks pariwisata halal untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.
Baca Juga : Bank Jatim Peduli Serahkan CSR Mobil Perpustakaan ke Pemkab Bangkalan
Adanya UU 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal yang menjadi pijakan, yang diharapkan mampu untuk menjadi pioner di dunia, khususnya menjadi pemain utama dalam industri halal.
Dengan adanya pengembangan produk halal, tentunya selaras dengan ajaran Islam. Di mana, mengajarkan kepada umat untuk mengkonsumsi makanan yang halal. Tentunya hal ini juga akan berimbas positif, yang itu mendongkrak kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi, tolerasi dalam hal ini juga menjadi perhatian.
“Toleransi yang sebenarnya itu membiarkan masing-masing pihak untuk melakukan hal yang diyakini tanpa mengganggu pihak lain, meskipun mempunyai sikap berbeda," tuturnya.
Sementara itu, terkait dengan sertifikasi halal, memang terdapat cost yang dibebankan. Akan tetapi, pihaknya mengharapkan hal tersebut bisa ditanggung oleh kementerian ataupun pemerintah daerah.
"Kementerian, pemkot atau pemkab apakah subsidi, ya kita harapkan seperti itu. Ada subsidi dari pemerintah pusat atau kementerian yang membidanginya ada fasilitaslah," jelasnya.
Sementara itu. UM sendiri telah memiliki pusat kajian halal center. Karenanya, pihak kampus ingin berkontribusi untuk bagaimana bisa mendorong, utamanya dalam kaitan sertifikasi halal.
"Kita sudah lama ya ada Pusat Kajian, bagaimana bisa mendorong fasilitasi, di sisi lain juga ada aspek sosial, tapi memang ranahnya di ranah akademik," jelasnya.