Aksi Mogok Produksi Tahu-Tempe Ada Kaitannya dengan Babi di China, Kok Bisa?

JATIMTIMES - Perajin tahu dan tempe rencananya akan menggelar aksi mogok produksi mulai besok Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022). Aksi mogok produksi itu akan terjadi se-Pulau Jawa. 

Aksi mogok produksi tahu dan tempe ini, disebut-sebut ada kaitannya dengan babi di China. Dalam hal ini, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkap berbagai penyebab naiknya harga kedelai di Indonesia.

Baca Juga : Petani Blitar Selatan Beralih ke Pupuk Organik, Hasil Pertanian Lebih Melimpah

Ternyata, salah satu penyebabnya karena babi di China. Lutfi menerangkan, tingginya harga kedelai karena permasalahan di negara eksportir. "Permasalahan kedelai di Indonesia yang harganya belakangan ini naik karena adanya beberapa permasalahan dan terjadinya El Nina di Argentina," ujar Lutfi.

Lutfi juga menyebut, adanya kebutuhan besar di China yakni ada 5 miliar babi baru yang pakannya adalah kedelai. "Di China itu, awalnya peternakan babi di sana tidak makan kedelai, tapi sekarang makan kedelai. Apalagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan China itu makan kedelai," beber Lutfi. 

Lebih lanjut, Lutfi menerangkan, saat ini harga kedelai naik jadi US$ 18 atau setara Rp 258.030 per gantang (kurs Rp 14.335). Padahal sebelumnya hanya US$ 12 atau Rp 172.020.

Sebagai informasi, kebutuhan kedelai dalam negeri setiap tahunnya yakni 3 juta ton. Sementara budi daya dan suplai kedelai dalam negeri hanya mampu 500 hingga 750 ton per tahunnya. 

Baca Juga : Aksi Mogok Produksi Tahu-Tempe se-Pulau Jawa Digelar Besok, Berikut 4 Tuntutan Perajin

Untuk mencukupi kebutuhan nasional tersebut, pemerintah harus melakukan impor. Namun tingginya harga kedelai saat ini membuat perajin tahu tempe menjerit...

Baca Selengkapnya