Pemerintah Pertahankan Keseimbangan dalam Penanganan Pandemi dan Pemulihan Ekonomi Nasional Jelang Tahun 2022
Reporter
Desi Kris
Editor
Yunan Helmy
09 - Dec - 2021, 06:18
JATIMTIMES - Pada triwulan III-tahun 2021, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,51% (yoy). Pulau Jawa memberikan kontribusi ekonomi tertinggi yakni sebesar 57,55% dengan nilai pertumbuhan ekonomi sebesar 3,78%.
Kemudian diikuti oleh kontribusi ekonomi yang cukup signifikan sebesar 21,95% dari Pulau Sumatera dengan nilai pertumbuhan ekonomi sebesar 3,03%. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, perekonomian Indonesia sudah ditangani dengan cukup baik pada masa pandemi covid-19.
Baca Juga : Konsumsi Cokelat dengan Cara Ini, Bisa Buat Plak Jantung Seketika Rontok
Diharapkan pada triwulan IV-2021, pertumbuhan ekonomi bisa menyentuh angka 4,5%-5,5% (yoy), dan untuk pertumbuhan tahunan sepanjang tahun 2021 ditargetkan sebesar 3,7%-4% (yoy). Menurut Menko Airlangga, Indonesia adalah salah satu negara yang mampu secara berimbang menangani pandemi dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Kuncinya adalah kebijakan fiskal dan moneter yang pas, serta kombinasi kerja sama antara pemerintah dan Bank Indonesia dalam burden sharing, dan yang ketiga adalah reformasi struktural yang dilakukan melalui UU Cipta Kerja,” jelas Menko Airlangga dalam Webinar Solopos Outlook Ekonomi 2022 tentang “Penguatan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkelanjutan”, Rabu (8/12/2021).
Menko Airlangga juga menyebutkan, banyak lembaga internasional, termasuk Bank Dunia, yang mengapresiasi upaya Indonesia dalam menyeimbangkan penanganan covid-19 dan PEN. Hal ini menjadi catatan tersendiri karena Indonesia sebagai negara berkembang mampu “berdiri sendiri” di tengah pandemi.
Kredibilitas itu sangat membantu saat Indonesia diamanatkan untuk memegang Presidensi G20 dan Indonesia akan bersama-sama negara anggota lainnya menentukan arah global ke depan.
“Pada G20 kali ini, negara-negara berkembang akan terwakili, karena Indonesia adalah Presidensi pertama dari kelompok negara berkembang. Kita juga mengundang negara yang menjadi ketua Uni Afrika, yaitu Republik Demokratik Kongo, serta yang merepresentasikan pembangunan progresif di Afrika, yaitu Rwanda. Prinsipnya di G20 Indonesia adalah recover together, recover stronger, jadinya no one left behind,” tutur Menko Airlangga.
Terdapat 3 agenda utama bagi Indonesia untuk digaungkan di G20, pertama yakni isu kesehatan dan peningkatan kapasitas...