Gatalnya Lateng: Banyak Dibuang Orang tapi Punya Manfaat dan Harganya Mahal
Reporter
Anang Basso
Editor
Dede Nana
14 - Oct - 2021, 03:25
JATIMTIMES - Lateng atau daun jelatang banyak ditemukan di lahan dan pekarangan rumah. Di Tulungagung, pohon yang daunnya saat mengenai kulit dapat mengakibatkan gatal ini sering dianggap sebagai pohon pengganggu.
Bahkan, saking terkenalnya sebagai pohon jebakan bagi pencari rumput untuk ternak, pohon ini sering menjadi istilah yang tidak baik. Istilah yang dimaksud, jika ada orang yang bicara menyakitkan disebut "omongane gatel koyo lateng". Begitulah ucapan yang sering keluar.
Baca Juga : Perhatian dengan Kesetaraan Gender, Tuban Terima Penghargaan dari Menteri Perlindungan Perempuan
Menurut Juhar, pencari rumput di wilayah Sumbergempol, lateng atau jelatang ini daunnya berukuran kecil dan beracun. "Bila kulit menyentuh permukaan daunnya, akan mengalami keracunan yang ditandai dengan kulit gatal, perih, kemerahan, dan bengkak," kata Juhar, Rabu (13/10/2021) di persawahan Desa Wonorejo.
Menurutnya, ia pernah punya pengalaman yang menakjubkan dari daun lateng ini. "Jika sudah dimasak atau direndam dalam air sifat gatalnya tidak ada. Bahkan saat dimakan juga tidak ada masalah, bahkan bisa jadi obat," ujarnya.
Saat ia terkena reumatik, resep dari seorang teman dipraktekkan. Juhar mencari lateng ke sawah lalu dikeringkan dan tiap hari di seduh dengan daun teh. Alhasil, reumatik yang ia derita lambat laun mereda dan saat ini sudah tidak ada keluhan lagi.
"Pernah saya memasak yang segar, rasanya mirip dedaunan lain," jelasnya.
Mengutip dari berbagi sumber, rutin mengonsumsi daun jelatang bisa mendatangkan berbagai manfaat bagi kesehatan. Menurut sebuah penelitian pada 2013, daun dan akar jelatang bisa meredakan beragam gejala yang disebabkan oleh pembesaran prostat jinak. Gejala-gejala yang dimaksud antara lain susah buang air kecil, buang air kecil tidak tuntas, atau inkontinensia urine.
Baca Juga : Baca Selengkapnya