Sosok Francisca Fanggidaej, Pejuang yang Dihapus dari Sejarah Orde Baru Karena Dikaitkan Peristiwa G30S PKI
Reporter
Desi Kris
Editor
Pipit Anggraeni
30 - Sep - 2021, 05:41
JATIMTIMES - Francisca Fanggidaej, merupakan seorang pejuang wanita yang namanya hampir terlupakan. Bahkan, ia dihapus dari sejarah pada masa Orde Baru karena peristiwa G30S/PKI.
Kala itu, Francisca berperan aktif dalam diplomasi Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan. Namun saat rezim Orde Baru berkuasa, namanya jarang terdengar karena telah dihapus dalam sejarah Indonesia setelah dikaitkan dengan peristiwa G30SPKI.
Baca Juga : Tokoh yang Dorong Munir Jadi Jaksa Agung Itu Meninggal Dunia
Sebelumnya Francisca merupakan anggota DPR. Pada gonjang-ganjing 1965, ia sedang berada di luar negeri dan tidak bisa pulang karena paspornya dicabut.
Peristiwa berdarah 1965 kala itu telah memisahkan ibu, ayah dan anak-anaknya. Francisca meninggalkan 7 anaknya yang masih bocah dan harus menunggu lebih dari 35 tahun silam untuk bertemu kembali.
"Sebagai seorang ibu, saya meninggalkan anak-anak saya yang waktu itu masih kecil. Ini bukan demi saya, tetapi untuk keselamatan mereka," cerita Francisca Fanggidaej dikutip melalui BBC Indonesia, Kamis (30/9/2021).
9 tahun setelah reformasi, buku memoar Francisca yang ditulis oleh bekas tahanan politik 1965, Hersri Setiawan terbit. Sekitar tahun 1945, Francisca diketahui telah membantu menjalankan siaran Radio Gelora Pemuda di Madiun untuk melawan propaganda NICA.
Lalu pada 1947, Francisca berpidato di konferensi pemuda di Praha dengan tema "solidaritas bersama rakyat yang terjajah". Kemudian 1955, Francisca menjadi wartawan Kantor Berita Antara, kemudian mendirikan INPS.
Pada tahun 1957, Presiden Soekarno menunjuknya sebagai anggota DPR wakil golongan wartawan. Anak-anak Francisca lalu menjadi tahu bagaimana peranan ibunya sebagai perempuan pejuang melalui buku berjudul 'Memoar Perempuan Revolusioner' itu.
"Setiap kali saya ada persekutuan doa yang satu-satu yang saya doakan selalu ibu saya karena terus terang saya sedih jika ingat beliau. Saya selalu berdoa, kapan bertemu dengan ibu saya? Dan keadaannya seperti apa? Ibu saya sebenarnya ada dimana?" ungkap Savitri Sasanti Rini anak Francisca.
Trauma Savitri hingga kini belum sepenuhnya sirna. Lebih dari 55 tahun silam saat usianya masih 7 tahun ia harus kehilangan ibunya.
Mayanti Trikarini si anak bungsu, juga sulit melupakan tragedi itu...