Demokrat Sebut Fahri Hamzah Rindu Zaman SBY Setelah Kritik Oposisi
Reporter
Desi Kris
Editor
Pipit Anggraeni
03 - Sep - 2021, 09:34
JATIMTIMES - Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, diketahui melontarkan kritik oposisi yang dinilai lemah di parlemen dengan menggaungkan tagar OposisiPenakut hingga OposisiSekongkol. Terkait kritikan tersebut, Partai Demokrat (PD) justru menganggap Fahri Hamzah merindukan era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kritik yang disampaikan Bang Fahri Hamzah menyiratkan kerinduan ketika kehidupan demokrasi kita terjaga dan berkualitas seperti Pemerintahan SBY. Pada masa itu 2004-2014, masyarakat politiknya sangat aktif dan dinamis, termasuk di DPR dalam menjalankan tugas-tugas kedewanannya," ujar Ketua Bappilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani.
Baca Juga : Dorong Peningkatan Jiwa Leadership Mahasiswa, FEB Unisma Gelar Workshop Kepemimpinan
Ia juga menyebut parlemen era SBY memiliki koalisi rasa oposisi. Menurut Kamhar, hal tersebut bagus untuk demokrasi.
"Jangankan dari oposisi, dari partai koalisi pemerintah namun cita rasa oposisi seperti Bang Fahri Hamzah dkk banyak, dihargai dan eksistensinya terjaga. Itu diperlukan untuk menjaga sehatnya demokrasi," ujar Kamhar.
Kamhar menyebut, begitulah cara SBY sebagai demokrat sejati memandang dan menempatkan dinamika dalam koalisi pemerintah. Lebih lanjut, ia mengatakan pada periode 2014-2019, kekuatan oposisi di parlemen masih signifikan sekalipun dari sisi jumlah kalah setelah Golkar pindah haluan masuk koalisi pemerintah.
Dari 5 kursi pimpinan DPR, koalisi pemerintah hanya ada 2 kursi sedangkan 3 kursi lainnya milik nonkoalisi. Sehingga oposisi disebut masih bisa memberi warna dinamika kedewanan.
Kamhar pun menduga Fahri tidak bisa menyaksikan suara oposisi di parlemen karena sudah tidak lagi berada di Senayan. Ia bahkan menyinggung insiden mati mic di paripurna DPR beberapa waktu lalu.
"Mungkin karena tak menjadi anggota DPR lagi, Bang Fahri tak menyaksikan lagi bagaimana kekuatan dan suara-suara oposisi dibungkam dan tak diberi ruang. Bung Irwan Fecho saat menggunakan haknya bicara pada rapat paripurna DPR mic-nya dimatiin oleh Puan Maharani dan Aziz Syamsudin," kata Kamhar.
"Bagaimana Pak Sartono Hutomo dan Pak Benny K Harman ingin berbicara pada rapat paripurna tak diberi kesempatan dan mic-nya mati dan masih banyak lagi yang lainnya dari Fraksi Demokrat yang mendapatkan perlakuan serupa...