Kisah Soetjipto Pejuang Cianjur yang Divonis Mati oleh Sipil Hindia Belanda Tepat di HUT ke-3 RI

Reporter

Desi Kris

Editor

A Yahya

16 - Aug - 2021, 09:10

Ilustrasi (Foto: Serbasejarah)


INDONESIATIMES - Kisah tragis dialami oleh 3 anggota kelompok Bamboe Roentjing yang harus divonis hukuman mati. Ketiganya masing-masing bernama Soetjipta, Satibi, dan Oemang. 

Mereka divonis mati oleh Pengadilan Sipil Hindia Belanda tepat di Hari Ulang Tahun ke-3 Republik Indonesia (HUT RI) yakni tepatnya pada 17 Agutus 1948. Vonis tersebut dijatuhkan berdasarkan tudingan aksi kriminal yang dilakukan oleh ketiganya di wilayah Cianjur pada tahun 1947-1948. 

Baca Juga : Sinopsis Ikatan Cinta RCTI 16 Agustus 2021, Al dan Andin Bermesraan di Taman

"Mereka bertiga telah melakukan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap sebagai kaki tangan NICA (pemerintah Sipil Hindia Belanda), secara langsung maupun tidak langsung," tulis media Haarlems Daagblaad pada 18 Agustus 1948. 

Berbeda dengan pihak Belanda, warga Cianjur justru menganggap sosok Soetjipta adalah seorang pejuang. Hal tersebut dibuktikan dengan penyematan namanya untuk 1 ruas nama jalan di pusat kota Cianjur. 

Jalan tersebut yakni bernama A.Soetjipto yang diresmikan pada tahun 1950-an. Kini nama itu pun berganti menjadi Jalan Adi Sucipto. 

Soetjipta sendiri memiliki nama lengkap yakni Asmin Soetjipta alias Aswin. Ia tinggal di Desa Cisarandi dan menjadi guru di Landbouwshool yang merupakan sekolah pertanian setingkat SMP. Di tengah kesibukannya sebagai guru, Asmin bersahabat dengan Muhammad To'ib Zamzami, Lurah Desa Cisarandi kala itu. 

Bahkan, saking dekatnya, To'ib menikahkan putrinya dengan Asmin yakni Sitti Aisyah. Selain itu, Soetjipta juga dikenal ahli pencak silat dan memiliki ilmu kanuragan yang cukup tinggi. 

Dengan keahlian dan kedudukannya sebagai mantu lurah, tak heran Soetjipto lantas dituakan dan dijadikan "jawara" penjaga keamanan desa. 

Hingga akhirnya, tahun 1945-1946, jalan raya di mulur Desa Cisarandi kerap dilewati oleh konvoi "pasukan ubel-ubel". Pasukan ubel-ubel merupakan nama julukan pasukan setempat untuk para serdadu Inggris dari kesatuan Jats, Rajputana dan Patiala yang berkebangsaan India.

Pasukan itu pun lantas sering bertindak semena-mena hingga mengganggu gadis-gadis desa dan merampok harga benda penduduk setempat. Mengetahui peristiwa itu, Luhat To'ib mengajak Soetjipto mengadakan perlawanan...

Baca Selengkapnya


Topik

Peristiwa, ,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette