Dukung Vaksin Nusantara, Dokter Tiwi: Saya Siap Jadi Relawannya
Reporter
Riski Wijaya
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
15 - Aug - 2021, 09:49
MALANGTIMES - dr. Yosephine Pratiwi memiliki pandangan terkait vaksin nusantara (VakNus). Dokter yang saat ini dikenal karena telah berhasil menyembuhkan ratusan pasien Covid-19 di Malang ini berpendapat bahwa VakNus sangat sesuai jika dijadikan antibodi dalam tubuh untuk mencegah penularan Covid-19.
Bahkan ia juga tidak segan untuk mengatakan kagum dengan vaksin tersebut beserta orang yang membesut VakNus, yakni Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia (RI), dr. Terawan Agus Putranto.
Baca Juga : HUT Ke-76 RI, Makodim 0811 Tuban Gelar Vaksinasi Serentak 100.700 Dosis
Keyakinan wanita yang akrab disapa Dokter Tiwi tersebut kepada vaksin ini adalah karena VakNus menggunakan sel dendritik. Dimana menurutnya, secara umum ia menjelaskan bahwa sel dendritik ini memiliki peranan penting untuk menciptakan antibodi dalam tubuh.
"Karena dia menggunakan sel dendritik. Dimana itu bagian dari Monosit. Jadi kalau misalnya ada orang yang terpapar jenis varian apapun, yang paling berperan adalah itu (sel dendritik)," ujar wanita kelahiran, Jombang 2 Maret 1986 ini.
Bukan sekedar kagum kepada VakNus dan Dr Terawan, namun dirinya juga mengaku siap untuk menjadi relawan terkait VakNus. Selain itu, jika memang vaksin tersebut sudah beredar di pasaran, dirinya juga siap untuk merogoh kocek pribadi untuk membeli vaksin tersebut.
"Saya siap menjadi relawannya, dan pasien-pasien saya yang fanatik dan benar-benar dekat dengan saya, beserta keluarga saya siap beli dan siap bayar, kalau vaksin itu ada di Malang. Jadi saya beserta keluarga saya juga mau kalau ada yang menyediakan," tegasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, menurutnya VakNus bersifat lebih individual. Sehingga dinilai sangat cocok untuk digunakan banyak orang. Sebab ia menyebut bahwa dalam penggunaan VakNus juga tetap memanfaatkan sel darah setiap orangnya masing-masing.
"Jadi ini sel darahnya kan juga pakai sel darahnya sendiri. Jadi masing-masing orang itu punya vaksinnya sendiri-sendiri di dalam tubuhnya. Dari si A dan si C itu beda, dan gak bisa disamakan," terangnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, VakNus yang ia sebut lebih bersifat individual ini artinya adalah tidak bisa setiap orang menerima vaksin yang sama antara satu orang dengan orang lainnya. Yakni dengan menggunakan darah masing-masing orang. Dirinya juga beranggapan bahwa vaksin dengan mekanisme penggunaan seperti itu, baru ada di Indonesia...