Menko Airlangga Ungkap Peran Besar Permintaan Domestik terhadap Perbaikan Kinerja Emiten
Reporter
Desi Kris
Editor
Yunan Helmy
28 - Jul - 2021, 11:57
INDONESIATIMES - Lonjakan kasus covid-19 di Indonesia sejak akhir Juni lalu telah mendorong pemerintah untuk melekukan penerapan yang lebih ketat terhadap kegiatan masyarakat. Pemantauan dan evaluasi dinamika di lapangan terus dilakukan untuk dapat memberikan respons yang optimal.
Program vaksinasi juga terus diakselerasi untuk segera mencapai tujuan herd immunity. Saat ini, jumlah suntikan yang diberikan telah mencapai 64,13 juta dosis, terdiri dari 45,5 juta dosis pertama dan 18,6 juta orang menerima dosis kedua.
Baca Juga : Situasi Pandemi, Laba Bank Jatim Tembus Rp 1 Triliun pada Semester I
Pemerintah akan terus mempercepat pelaksanaan vaksinasi dengan memperkuat koordinasi secara lebih intensif dengan pemerintah faerah. Dari sisi ekonomi, momentum pemulihan ekonomi diharapkan dapat segera kembali menguat.
Penguatan permintaan domestik yang di Indeks Keyakinan Konsumen Juni 2021 berada di level 107,4 diharapkan tetap berada di level optimis. Di saat yang sama, penguatan ini juga diharapkan dapat direspons oleh produsen dengan menjaga aktivitas produksinya agar tetap berada di tingkat ekspansif, seperti yang selalu tergambar dari Indeks PMI Manufaktur sejak November 2020.
Melalui refocusing anggaran program PEN 2021 menjadi sebesar Rp 744,75 triliun, pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan program kesehatan dan perlindungan sosial dalam menjaga daya beli dan meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat. Program insentif usaha, dukungan UMKM dan korporasi, serta program prioritas juga akan terus diberikan sebagai bagian dari program PEN. Tujuannya menjaga keberlangsungan dunia usaha, termasuk emiten yang ada di pasar modal.
“Pemulihan yang tengah berlangsung di sepanjang tahun 2021 ini telah berkontribusi terhadap perbaikan kinerja emiten,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara webinar Berita Satu yang bertemakan “Tahun Kebangkitan Emiten” di Jakarta (27/7/2021).
Surplus neraca perdagangan yang telah berlangsung selama 14 bulan berturut-turut serta defisit transaksi berjalan yang terjaga dengan baik turut memperkuat resiliensi ekonomi Indonesia terhadap pandemi covid-19. Pada saat yang bersamaan, nilai tukar dan IHSG telah membaik dibandingkan awal pandemi tahun 2020. Masing-masing berada di level Rp 14.493,00/USD dan 6.101 per 25 Juli 2021.
Capaian ini didukung oleh optimisme investor terhadap perekonomian Indonesia...