Bermula Dari Rongsokan, Pemuda ini Sukses Miliki Pelanggan Restorasi Helm di Seluruh Indonesia
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Pipit Anggraeni
20 - Jul - 2021, 11:31
BLITARTIMES - Dari namanya saja sudah ketahuan, bengkel yang bernama Heleman Cuztom ini melayani restorasi dan reparasi segala helm. Mulai dari half face, full face hingga helm setengah telur. Seluruhnya dilayani sesuai dengan keinginan customer.
Bengkel yang terletak di Jalan Mawar 54A, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar ini dimiliki oleh Ahmad Yani. Lelaki muda berambut gondrong ini mulai menekuni kreatifitas di bidang helm sejak tahun 2009. Di bengkelnya ini, Yani memberikan pelayanan full service helm hingga pengecatan.
Baca Juga : Mampu Bertahan 36 Tahun, Pandemi Tingkatkan Pelayanan Asuransi tanpa Tatap Muka
“Profesi saya lebih ke service dan custom helm. Di bengkel ini saya melayani segala yang berhubungan dengan helm.Servis helm lama, direparasi mulai dari servis busa. Lalu servis full set. Trus ngecat, aksesoris juga,” kata Yani kepada BLITARTIMES.
Selain jasa reparasi dan modifikasi, Bengkel Heleman Cuztom juga membuat produksi helm sendiri sesuai dengan pesanan customer.
“Untuk helm cetakan sendiri, saya buat yang model chips (helm klasik model setengah telur) dan helm model cakil babi. Untuk batok saya buat sendiri, bahan dari fiberglass,” terangnya.
Ditanya kapan mulai menekuni pekerjaan yang ditekuninya, Yani mengaku ketertarikannya terhadap helm berawal dari aktivitasnya touring Vespa. Lama menekuni hobi Vespa, dia tiba-tiba melihat ada keunikan tersendiri dari helm kustom dan helm klasik yang banyak dipakai para skuteris.
“Sekitar tahun 2009-2010an, saya tiba-tiba berpikir, apa yang menarik dan menghasilkan dari Vespa. Ternyata helm. Ya touring ya menghasilkan, ternyata helm. Terus dari pengendara Vespa saya lihat yang unik itu apanya, ternyata yang unik helm nya,” terangnya.
Menjadi rujukan custom dan reparasi helm para biker dari seluruh Indonesia, ternyata jalan yang dilalui Yani tidaklah mudah. Dia memulai membangun usahanya dari ngerosok.
“Istilahnya ngerosok, cari barang rongsokan setelah itu dicuci, helm lalu kita benahi, dicat lalu dijual. Selain offline, kita juga jual online. Dulu marketplace yang ada Kaskus, belum ada Bukalapak, Shopee dan Tokopedia. Saya ngerosok sejak tahun 2011,” tukasnya.
Setelah bertahun-tahun ngerosok, lelaki ramah ini kemudian bertekad memperdalam pengetahuan dan keterampilannya di bidang service dan custom helm...