Kapal LCT Putri Sritanjung Penyumbang PAD Milyaran Berakhir Dijual Kiloan
Reporter
Nurhadi Joyo
Editor
A Yahya
07 - Jul - 2021, 04:47
BANYUWANGITIMES - Dua Kapal LCT Putri Sritanjung milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi dalam catatan sejarah mampu memberikan kontribusi uang milyaran pada pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Banyuwangi. Karena diduga salah urus beberapa tahun lalu satu kapal dilelang dan laku terjual sebagai barang rongsokan yang dijual kiloan.
Menurut Ahmad Mustain yang akrab disapa Tain Laros, Penasehat Paguyuban Supporter Laros Jenggirat (PSLJ) Banyuwangi setelah ditelantarkan oleh PT Pelayaran Banyuwangi Sejati (PT PBS) sebagai penyewa. Bahkan kondisi kapal yang sandar di pantai Banyuwangi Beach rusak parah, tidak upaya serius dari pihak yang berkompenten untuk menangani dan menuntaskan.
Baca Juga : Viral Mahasiswa Binus Diduga Lakukan Kekerasan Seksual, Begini Pengakuan Korban
“Komitmen sewa tidak dibayar, managemen mengembalikan kapal kepada Pemkab Banyuwangi dalam keadaan rusak (badan kapal patah-red) selesai seolah-olah tidak ada masalah, begitu mudahnya. Tanggung jawab Pemkab menjaga merawat dan memelihar aset daerah bagaimana ? tugas pokok dan fungsi kontrol dan pengawasan dari DPRD Banyuwangi dimana ? peran aktif aparat penegak hukum (APH) dalam membantu pemerintah kok belum ada ?sebagai rakyat kami juga berhak bertanya kan ,”tegas Tain Laros di rumahnya Selasa (6/07/2021)
Dalam ingatannya proses pembelian Kapal Sritanjung merupakan gagasan brilian Bupati Samsul Hadi pada masa itu dalam melhat potensi sumber pendapatan bagi Banyuwangi karena memiliki pelabuhan Ketapang. Bahkan prosesnya memakan korban dari eksekuif, legislatif bahkan pihak rekanan harus mendekam di Lembaga Pemasayarakatan (LP) karena dugaan korupsi dan divonis bersalah oleh aparat hukum.
Kemudian ide yang kedua pendirian Badan Usaha PT putra Banyuwangi Sejati (PT Trabasti) di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi, Jawa Timur Produk Usaha : Jasa Pemeliharaan Kapal Laut yang membidik pasar para pemilik kapal dari Wilayah Indonesia Timur.
Jasa perbaikan kapal tersebut bekerja sama dengan salah satu koperasi TNI dan pihak ketiga membuat perusahaan docking kapal untuk melayani perbaikan kapal.
Selanjutnya gagasan brilian ketiga adalah membangun bandar udara (Bandara) Blimbingsari yang menjadi pintu pembuka untuk percepatan pembangunan dan kemajuan Banyuwangi.
Proses pembangunan bandara Blimbingsari lagi-lagi memakan korban karena berurusan dengan hukum antara lain; Ratna Ani Lestari (Bupati Banyuwangi), Camat Kabat, Pihak pengusaha dan beberapa korban yang lain...