Suarakan Keluh Kesah Buruh hingga Tuntut Pendidikan Gratis, Ratusan Aktivis di Malang Gelar Mimbar Bebas
Reporter
Tubagus Achmad
Editor
Pipit Anggraeni
05 - May - 2021, 02:59
MALANGTIMES - Ratusan orang mulai dari unsur mahasiswa, pekerja hingga masyarakat biasa yang tergabung dalam Aliansi Malang Bergerak menggelar mimbar bebas terkait tiga peringatan hari besar sekaligus. Agenda tersebut digelar di depan Gedung DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kota Malang, Selasa (4/5/2021).
Tiga peringatan hari besar tersebut ialah Hari Buruh Internasional 1 Mei, Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dan Hari Kebebasan Pers Sedunia 3 Mei.
Baca Juga : Sejarah Mudik Lebaran, Ternyata sudah Ada Sejak Era Kolonial
Koordinator Lapangan aksi Fajar Hidayansyah Ilham mengatakan, bahwa terkait peringatan Hari Buruh Internasional, terdapat permasalahan-permasalahan yang menjadi fokus utama massa aksi, utamanya terkait permasalahan ketenagakerjaan.
"Ada beberapa yang di highlight terkait permasalahan-permasalahan ketenagakerjaan. Dunia saat ini sudah berubah, mulai dari revolusi industri pertama hingga revolusi industri keempat," ungkapnya kepada awak media.
Fajar melanjutkan bahwa saat ini tenaga kerja seperti driver-driver ojek online dibalut atas dasar hubungan kemitraan, bukan dibalut dengan dasar hubungan perburuhan dengan dasar ketenagakerjaan.
"Bukanlah hubungan antar atasan dan bawahan. Tapi itu adalah hubungan kemitraan yang sebenarnya core bisnis dari sebuah perusahaan itu bergerak dalam jasa transportasi. Tapi aset kendaraan itu saja tidak ada. Dibebankan kepada driver," terangnya.
Menurutnya, saat ini di Indonesia banyak sekali problematika perburuhan dari para kelas pekerja. Hal itu diakibatkan adanya transformasi dari arah konvensional menuju ke arah digital. "Akibat dari perubahan wajah transformasi dunia ke arah digital. Jadi digitalisasi ini memang penuh dengan berbagai problematika dia bisa dilihat dari perspektif yang baik, dan juga bisa dilita dari perspektif negatif," ujarnya.
Dalam konteks peringatan Hari Buruh Internasional, Aliansi Malang Bergerak menyatakan 17 poin pernyataan sikap. Diantaranya, Cabut Omnibuslaw beserta seluruh peraturan turunannya, menuntut pemerintah untuk meratifilasi Konvensi ILO 190 terhadap kekerasan dan pelecehan di dunia kerja, stop kriminalisasi rakyat dan bebaskan seluruh aktivis anti Omnibuslaw...