Seru-seruan ala W175 Plat AG, Ngabuburide Keliling Tulungagung
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Dede Nana
24 - Apr - 2021, 02:59
BLITARTIMES - Tak hanya berlomba-lomba berburu pahala, bulan ramadan juga banyak diisi oleh masyarakat dengan beragam aktivitas seru sembari menunggu azan magrib berkumandang. Nama kegiatan itu adalah ngabuburit.
Di Indonesia, ngabuburit bukan sekedar aktivitas biasa. Ngabuburit sudah menjadi tradisi di bulan ramadan. Aktivitas ini biasanya dilakukan saat puasa ramadan, khususnya jelang detik-detik azan. Istilah ngabuburit sendiri, lebih familiar di kalangan anak-anak dan remaja yang punya lebih banyak waktu senggang. Waktu senggang inilah yang biasa mereka isi dengan ngabuburit.
Baca Juga : Paska Viral 2 Purel Berkelahi, Kafe di Sumbergempol Disidak dan Kena Denda
Secara historis, kata ngabuburit sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Sunda “burit” yang memiliki arti waktu menjelang sore. Secara keseluruhan ngabuburit merupakan singkatan dari “ngalantung ngadagoan burit” yang memiliki arti bersantai-santai menunggu waktu sore.
Dalam perkembanganya, aktivitas ini kemudian banyak dilakukan di bulan puasa ramadan. Banyak kelompok masyarakat yang kemudian memiliki tradisi ngabuburitnya masing-masing. Diantaranya seperti yang dilakukan komunitas motor retro Kawasaki W175 Plat AG. Pada Sabtu 17 April 2021 kemarin, mereka ngabuburit dengan riding keliling Kota Tulungagung.
“Sudah menjadi tradisi, detik-detik menunggu bedug magrib paling seru memang motoran bareng teman-teman. Kegiatan kita kali ini yakni dengan berkeliling Kota Tulungagung. Kita seru-seruan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Henky Chan dari Kawasaki W175 Plat AG.
Dikatakan Henky, ngabuburit atau yang oleh anak motor disebut dengan ngabuburide, dipusatkan di Tulungagung setelah kelompoknya melakukan musyawarah melalui grup WhatsApp. Kegiatan ini diikuti sekitar 30 anggota komunitas yang berasal dari Tulungagung, Blitar, Kediri dan Nganjuk.
“Kegiatan kita isi dengan aktivitas yang sederhana tapi seru. Dimulai dengan bagi-bagi takjil di Kawasaki Puja Sakti Motor Tulungagung. Kemudian kita lanjut dengan berkeliling Kota Tulungagung. Kemudian kita menuju Alun-alun, kita rehat sejenak. Setelah magrib tiba, kita membatalkan puasa dan salat magrib di Masjid Al Munnawar Tulungagung. Kegiatan kita tutup dengan berbuka puasa bersama di Angkringan 36,” terangnya...