Mengintip Produksi Cincau Hitam di Jombang, Si Hitam yang Diburu Saat Bulan Puasa
Reporter
Adi Rosul
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
15 - Apr - 2021, 06:45
JOMBANGTIMES - Cincau hitam atau yang kerap disebut janggelan selalu jadi primadona untuk berbuka puasa. Pastinya, si hitam kenyal ini kerap diburu sebagai campuran minuman dingin atau es. Seperti apa sih produksinya?
Salah satu produsen cincau hitam di kota santri ini berada di Desa Plandi, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Produksi cincau hitam milik Muhammad Syaifuddin (31), telah berjalan sejak 20 tahun lalu yang dirintis oleh bapaknya.
Baca Juga : Sinopsis Ikatan Cinta RCTI 15 April 2021, Gara-gara Nino, Mama Rosa Kembali Ragukan Andin
Pembuatan cincau hitam ini dilakukan oleh Syaifuddin setiap harinya. Dengan dibantu 6 karyawannya, ia memproduksi cincau hitam di belakang rumahnya. Untuk memproduksi cincau hitam ini, ia memerlukan waktu hampir setengah hari.
Cincau hitam diproduksi dari bahan daun janggelan yang didatangkan dari Pacitan dan Trenggalek. Daun janggelan itu direbus terlebih dahulu di dalam tungku berkapasitas 200 liter. Setelah itu, air rebusan daun janggelan kemudian ditaruh di mesin mixer untuk membuat tekstur kenyal.
Baru kemudian bahan cincau tersebut didinginkan di dalam kaleng kotak dengan memanfaatkan suhu ruangan.
"Untuk sekali masak ini 200 liter. Dalam sehari 8 kali masak," terang Syaifuddin saat ditemui wartawan di kediamannya.
Dikatakan Syaifuddin, ia memproduksi cincau hitam sekitar 50 kaleng kotak dengan kapasitas 15 kilogram. Namun pada bulan Ramadan ini, produksinya meningkat hingga 100 persen atau dua kali lipatnya karena banyaknya permintaan pasar.
Untuk menjaga kualitas cincau hitam miliknya, Syaifuddin meminta kepada para pelanggan untuk bisa menjual cincau dalam waktu 2 hari saja.
Baca Juga : Puasa Bisa Sembuhkan Penyakit Asam Lambung, ini Alasannya
"Pelanggan kita anjurkan harus habis dalam waktu dua hari, untuk menjaga kualitas. Sebenarnya bisa dimakan selama 4 hari, tapi teksturnya itu sudah berubah. Makanya kita anjurkan 2 hari habis karena untuk menjaga kualitas," tandasnya...