Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Prihatin Adanya Akademisi Lakukan Plagiasi
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
A Yahya
07 - Apr - 2021, 03:44
MALANGTIMES - Kasus plagiasi melibatkan akademisi tak luput dari perhatian Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Terlebih lagi akademisi yang terlibat kasus plagiasi tersebut bakal mencalonkan diri sebagai pimpinan lembaga pendidikan.
Wakil Ketua BPIP Prof Dr Hariyono MPd cukup prihatin dengan kejadian tersebut. Menurut Prof Hariyono kehidupan akademik sarat dengan upaya mencari kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan sejak proses pencarian hingga menemukan hasil. Bukan hanya sebatas teknis penelitian, namun lebih dari itu, dalam proses itulah, seorang akademisi membawa sebuah nilai kejujuran untuk menemukan sebuah kebenaran.
Baca Juga : Terlalu Lama Daring, Wabub Trenggalek Temukan Pergeseran Sikap dan Karakter Siswa
Walaupun dalam konteks tertentu, lanjut Prof Hariyono, terdapat situasi batas yang tidak memungkinkan metodologi tersebut menjelaskan pemikiran yang mengalami lompatan paradigma. Misalnya, perspektif geosentris dalam paradigma Ptoleumeus ke perspektif heliosentris dalam paradigma Copernicus. Untuk menjalankan proses tersebut diperlukan kejujuran, mulai dari mengutip pendapat, temuan dan teori yang digunakan hingga proses dan temuan yang diperoleh.
"Dalam konteks itulah seorang akademisi diharapkan menjadi obor peradaban. Dengan adanya obor peradaban ini bukan hanya sekedar menemukan sesuatu yang ia cari, tapi juga bagaimana dalam proses mencari itu dilakukan dengan cara yang benar dengan menggunakan metodologi yang terbuka, transparan dan bisa dipertanggungjawabkan," terang Prof Hariyono yang juga Guru Besar Sejarah Politik Universitas Negeri Malang (UM) ini.
Lebih lanjut dijelaskannya, ia merasa prihatin manakala terdapat seorang akademisi yang melakukan perbuatan plagiasi atau melakukan lompatan untuk mencari sesuatu tanpa melalui proses yang bisa dipertanggungjawabkan, baik itu tingkatan S1, S2, S3 hingga Guru Besar. Jika begitu, seorang akademisi telah mengkhianati nilai dasar dari dunia akademis.
"Apalagi kalau itu dilakukan oleh calon atau Guru Besar, atau orang yang ingin menjadi pemimpin di dunia akademik. Dia tidak mampu melakukan keteladanan dan tidak mampu membawa dan menjaga marwah akademik...