Fasilitasi Pertukaran Ide Mahasiswa 28 Negara, Unisma Gelar Internasional Student Exchange
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
06 - Apr - 2021, 01:49
MALANGTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar webinar Internasional Student Exchange of Ideas (ISEoI) 2021, dengan tajuk "Covid 19 Pandemic: Learning Experience Across the Globe".
Kegiatan yang dilakukan selama dua hari, mulai Senin (5/4/2021) dan Selasa (6/4/2021) ini merupakan ajang pertukaran ide antar mahasiswa dari 28 lebih negara.
Baca Juga : Kurang Masifnya Sosialisasi menjadi Penyebab Polemik Kenaikan NJOP di Tulungagung
Rektor Unisma, Prof Dr Maskuri MSi, menjelaskan, jika kegiatan itu akan diikuti 1000-an mahasiswa itu. Mereka akan saling sharing ide dalam proses pembelajaran, baik sebelum pandemi Covid-19 maupun pada saat Pandemi Covid-19. Hal ini tentunya juga membuka wawasan mahasiswa Unisma untuk tak hanya memiliki wawasan regional, nasional akan tetapi juga wawasan internasional.
"Hal ini sekaligus membuka wawasan mahasiswa Unisma dan mahasiswa Indonesia, bahwa ada good pratices model-model pembelajaran. Mahasiswa Unisma tidak hanya belajar di tingkat lokal, namun juga belajar di tingkat internasional," terangnya.
Hal itu tentu selaras dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bukan hanya sekedar transfer knowledge, namun justru konsep-konsep out of the box yang tentunya akan semakin mengasah kemampuan para mahasiswa lebih berkembang lagi.
"Jadi yang sebelumnya dia nyaman dengan pembelajaran di kelas, nanti tidak lagi begitu. Mereka harus melakukan research, research and development di perusahaan, lembaga pendidikan, pemerintahan, namun tetap sesuai dengan disiplin ilmunya, sekaligus dia magang," ungkapnya.
Sehingga, dengan begitu, ketika nantinya para mahasiswa kembali ke kampus, maka sudah membawa progres untuk bisa diaplikasikan dalam proses pembelajaran hingga menjadi bekal mereka nantinya ketika lulus.
Model pembelajaran atau pendidikan, bukan hanya sekedar mendengar tetapi juga melihat dan melakukan, termasuk juga menulis terhadap apa yang dilakukan.
"Dan di beberapa negara yang pernah saya singgah, model pembelajarannya seperti ini. Ketika di kafe mereka bukan hanya sekedar makan. Tapi di kafe mereka juga sambil mempelototi dan membaca artikel-artikel. Jadi atmosfer belajar begitu tinggi," jelasnya Maskuri.
Baca Juga : Baca Selengkapnya