Dorong Peran Perempuan, Kopri Madjapahit Unisba Blitar Gelar Sekolah Islam Gender
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
15 - Mar - 2021, 10:06
BLITARTIMES- Pengurus Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Komisariat Madjapahit Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar terus berkontribusi bagi daerah dalam menjawab tantangan global. Di antaranya dengan menggelar Sekolah Islam Gender (SIG) pada 13 dan 14 Maret 2021.
Ketua Kopri Unisba Blitar, Ulfa Durotul Fikriyah, mengatakan SIG merupakan proses kaderisasi di tubuh PMII. Dengan pelaksanaan SIG ini diharapkan mahasiswa yang bernaung di organisasi Kopri Madjapahit Unisba Blitar mampu menjawab isu-isu strategis dan tantangan nasional maupun global yang berkaitan dengan isu-isu gender.
Baca Juga : Segera Digarap, Jembatan Kedungkandang Bakal Dipercantik Grafitti Berpesan Moral
“Harapan besar kami dengan dilaksanakan SIG ini adalah kesetaraan gender tidak lagi menjadi permasalahan yang dapat mengganggu proses pengembangan diri bagi seluruh kader PMII pada umumnya dan bagi kader putri khususnya,” ungkap Ulfa.
Dikatakannya, berdasarkan dari hasil kajian yang telah dilakukan, SIG memiliki peran penting sebagai ruang belajar mahasiswa. Kegiatan ini sangat penting khususnya bagi kaum perempuan agar dapat menjaga wilayah perbatasan yang berkaitan dengan isu-isu perempuan baik di bidang ekonomi politik maupun lain-lain.
“Kami berharap kader-kader PMII dapat memahami peran masing-masing. Harapan kami tertuang dalam tema acara yaitu “Implementasi Kopri dalam 3M (Mengabdi, Membangun, Merubah),” imbuhnya.
Kegiatan SIG yang dilaksanakan Korps PMII Komisariat Madjapahit Unisba Blitar menghadirkan beberapa narasumber. Di antaranya dosen Fakultas Hukum Unisba Blitar, Zulham Hakim. Dalam paparannya selaku pemateri, Zulham menyampaikan beberapa isu gender yang berkaitan dengan hukum Islam dan hukum agama.
“Gender itu harus dipandang sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Bahwa antara laki-laki dan perempuan itu dalam konteks agama adalah sama. Yang membedakan menurut agama Islam adalah ketakwaannya,” terang Zulham.
Menurut Zulham, kehidupan modern telah memberikan ruang gerak yang sangat luas bagi perempuan. Saat ini perempun dan laki-laki dapat bertukar peran di dalam kehidupan dan jenjang profesi.
“Paradigma lama yang menyatakan bahwa perempuan harus masak, macak dan manak lalu dapur, sumur dan kasur, itu adalah paradigma yang harus dihapuskan...