Daun Sembukan di Tulungagung Dikenal dengan Nama "Gembrot", Kok Bisa..?
Reporter
Anang Basso
Editor
A Yahya
18 - Nov - 2020, 02:37
Daun yang biasa merambat di pagar dan pohon lain, di Tulungagung sering disebut daun Gembrot. Daun ini biasa disebut daun sembukan atau daun kentut. "Sejak saya kecil, jika perut sembelit sama ibu pasti diberi daun ini," kata Lilik, warga di Tulungagung yang suka masak jenis daun ini untuk bothok.
Bagi Lilik, meramu daun dan tumbuhan sebagai alternatif obat herbal akan lebih aman dari efek samping daripada berbahan kimia. "Bahan herbal kan diyakini lebih aman buat obat alternatif, jadi kelurga saya terbiasa menggunakan empon-empon termasuk daun gembrot ini," paparnya.
Baca Juga : Viral di TikTok, Gen Z Tak Tahu Peribahasa, Giliran Tarik Sis Langsung Jawab "Semongko"
Kenapa disebut daun gembrot, Lilik menceritakan kisah sedikit jorok dari neneknya. Menurut cerita, jika makan daun sembukan dipastikan sering mengeluarkan angin dari pembuangan (kentut). "Kata si mbah saya, jika makan sembukan ini pasti kentat kentut dan suaranya brat brot. Makanya di sebut Gembrot," ungkapnya.
Seperti diketahui, masyarakat di Jawa khususnya percaya manfaat daun sembukan begitu besar untuk kesehatan tubuh. Daun sembukan yang baunya busuk seperti kentut ini ternyata menyimpan keutamaan yang besar untuk manusia. Bahkan daun ini sudah lama dijadikan obat herbal untuk mengatasi berbagai penyakit.
Sembukan (Paederis foetida L) juga dikenal dengan sebutan daun kentut, kahitutan, kesembukan, bintaos atau gumi siki. Tanaman ini termasuk keluarga Rubiacaea. Daun ini mungkin sering kita buat mainan untuk mengerjai teman karena baunya seperti bau kentut.
Namun, manfaat daun sembukan justru dari baunya yang busuk dan rasanya agak pahit yang mengandung zat kimia penting untuk tubuh. Di antaranya asperuloside, scandoside, deacetylasperuloside, oleanolic acid, paederosid, gamasitosterol, paederosidic acid, arbutin dan minyak atsiri.
Baca Juga : Baca Selengkapnya