Tingkatkan Ekonomi Petani Kopi Desa Taji, FPP UMM Kenalkan Teknologi Pasca-Panen
Reporter
Pipit Anggraeni
Editor
Yunan Helmy
12 - Nov - 2020, 12:59
Kopi menjadi salah satu komoditas pasar yang masih menjadi primadona hingga hari ini. Di Jawa Timur, utamanya Malang, dikenal ada banyak jenis kopi yang telah mendunia.
Salah satunya kopi lereng Gunung Bromo atau lebih dikenal sebagai kopi Taji. Kualitas kopi yang bagus dihasilkan oleh petani di Desa Taji itu menjadikan kopi khas Malang dikenal dalam skala internasional.
Baca Juga : BLT Subsidi Gaji Gelombang 2 Mulai Cair, Ada Peserta yang Dicoret
Namun sayangnya, belum semua petani di Desa Taji merasakan manisnya harga kopi yang dijual di pasaran nasional dan internasional itu. Sebab, sebagian masih memilih menjual kopi glondongan yang belum diolah sama sekali.
Berangkat dari kondisi itu, Ir Sukardi MP dan Sri Winarsih STP MP yang merupakan dosen di Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), memilih untuk mengenalkan teknologi pasca-panen kepada para petani. Upaya itu sebagai salah bentuk untuk turut serta melakukan pengabdian kepada masyarakat.
Sukardi menyampaikan, Fakultas Pertanian Peternakan UMM selalu mendorong semua dosen yang bernaung di setiap program studi untuk turun ke masyarakat. Terutama untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi masyarakat, kemudian turut serta menawarkan solusi dari permasalahan yang ada. "Hal ini sebagai pengejawantahan jargon dari Muhammadiyah untuk Bangsa," katanya.
Fakultas Pertanian Peternakan UMM telah memberikan hibah blockgrant pengabdian kepada masyarakat guna memfasilitasi dosen dalam implementasi tugas Tridharma Perguruan Tinggi yang diembannya. "Dan kali ini kami memilih mengenalkan teknologi tepat guna untuk diterapkan masyarakat Desa Taji," terangnya.
Dipilihnya Desa Taji lantaran sebagian besar warga di sana merupakan petani kopi. Kopi menjadi produk pertanian yang dominan, mencapai 50 persen dari total hasil pertanian. Apel menduduki persentase kedua, yaitu sebesar 20 persen. Ssanya adalah umbi-umbian dan sayuran.
Sayur yang dibudidayakan antara antara lain kubis, wortel, buncis, cabai besar, cabai rawit, tomat, bawang merah, dan daun bawang. Kopi yang banyak dibudidayakan oleh warga adalah kopi robusta, kopi arabika dan liberika sangat sedikit. Kopi dipanen setiap 6 bulan sekali...