Dapat Dukungan Banteng Ketaton, MA Sebut Almarhum Soetjipto Pahlawan Demokrasi
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
08 - Nov - 2020, 11:34
Calon Wali Kota Surabaya nomor urut 2, Machfud Arifin menginjakkan kaki di "Kandang Banteng" Jalan Pandegiling. Meski demikian Machfud tampil tak gentar dan penuh semangat di sana.
Ini seiring datangnya dukungan dari para kader senior PDIP seperti Mat Mochtar, Sunardi dan Andreas Widodo. Para senior kader ini kemudian menamakan dirinya adalah Banteng Ketaton.
Memang, Jalan Pandegiling memiliki sejarah penting bagi PDIP. Karena di sana lah PDIP lahir dan dibesarkan. Berawal dari munculnya PDI Pro Mega (Promeg) yang hadir untuk menandingi PDI versi orde lama atau pemerintah di tahun reformasi 98.
Salah satu tokoh penting munculnya PDIP Promeg ini adalah Almarhum Soetjipto yang juga merupakan ayah dari Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana saat ini.
Nah, di tengah orasinya seolah tak mau melupakan sejarah, Machfud Arifin menyampaikan rasa hormatnya kepada Soetjipto. "Saya senang dan bangga, pagi hari ini saya merasa merinding bulu kuduk saya melihat para senior yang merasa tersakiti perjuangannya. Kita doakan keluarga Pak Tjip diberikan tempat yang layak, beliau pahlawan demokrasi untuk Indonesia," ujarnya seolah tak mau melupakan sejarah.
Tak lama kemudian MA sapaan akrabnya meminta agar massa bisa tenang dan hening. "Kita kirim Alfatihah untuk Pak Tjip. Mari kita berdo'a sejenak," lanjut dia.
Usai membacakan do'a tersebut MA berjanji jika dirinya menang juga merupakan kemenangan bagi yang lain. "Kemenangan saya juga kemenangan keluarga Pak Tjip," tegas mantan kepala Polda Jatim ini.
Sementara itu kader senior PDIP Kota Surabaya Mat Mochtar mengatakan tempat deklarasi mengingatkannya pada salah satu pendiri PDIP Soetjipto. Jalan Pandegiling disebut sebagai saksi bisu perjuangan kader PDIP di masa lampau atau era reformasi.
"Siapapun yang pernah dibantu Pak Tjip, yang menjadi anak buahnya, mari bersama-sama menangkan MA. Karena kita semua tersakiti. Kita semua banteng lama tersakiti karena tidak diturunkan rekom pada Whisnu Sakti," kata Mucthar saat berorasi.
"Saya bangga dengan teman-teman, saya pikir kemarin saya sendiri yang membela MA, tapi ternyata hampir se-Surabaya yang mendukung MA. Di markas PDIP sudah kita kuasai. Sampaikan bahwa MA mengabdikan diri untuk Kota Surabaya. Ini kita deklarasi di depan markas perjuangan kami dulu, hampir 23 tahun yang lalu," imbuh tokoh Surabaya dari suku Madura ini...