Santri Bahrul Maghfiroh Dicetak Pintar Wirausaha, Produk Keju Tembus Pasar Se-Indonesia
Reporter
Hendra Saputra
Editor
Yunan Helmy
06 - Nov - 2020, 09:08
Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Maghfiroh tidak hanya mencetak santri yang pintar ilmu agama. Ponpes tersebut juga memadukannya dengan program usaha agar santri yang lulus juga mahir berwirausaha.
Hal itu disampaikan pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh Prof Dr Ir KH Mohammad Bisri dalam kegiatan One Pesantren One Product (OPOP) di pondok tersebut, Jumat (6/11/2020).
Baca Juga : 2021 Kemendikbud Gelontorkan Dana Lebih untuk Kampus yang Lakukan 8 Perubahan Ini
Prof Bisri mengatakan Ponpes Bahrul Maghfiroh sudah satu tahun mengikuti OPOP yang merupakan program Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa. Program gubernur itu sendiri bertujuan membuat pondok pesantren di Jatim memiliki kemandirian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis ponpes.
"Ini road show kedua OPOP. Yang awal itu insya Allah ada di ponpes modern di Nganjuk. Tujuannya untuk melihat apakah program OPOP ini sudah berjalan. Dan ternyata memang sudah berjalan. Kalau di sini (Ponpes Bahrul Maghfiroh) memang sudah berjalan. Dengan OPOP ini, juga lebih bagus lagi," kata mantan rektor Universitas Brawijaya (UB) tersebut.
Sebagai penerapan pengembangan usaha, di Ponpes Bahrul Maghfiroh terdapat beberapa produk yang diciptakan. Mulai ternak lele, jamur, hingga pembuatan produk keju mozarella. "Di Bahrul Maghfiroh ini lebih dari satu produk, seperti keju mozarella dan jamur. Yang jadi unggulan memang keju mozarella. Tidak gampang ya membuatnya. Kami sudah produksi itu, satu bulan sudah menghasilkan 4 ton," ungkap Prof Bisri.
Namun, produk yang dibuat Ponpes Bahrul Maghfiroh itu tidak disebut sebagai unit usaha. Prof Bisri ingin tempat tersebut bisa dijadikan laboratorium yang bisa dimanfaatkan dengan baik oleh santri ataupun pihak luar yang ingin melakukan penelitian.
"Kami tidak sebut unit usaha. Kayak keju itu. Kami sebutnya laboratorium keju mozarella, supaya itu jadi lab juga. Ya bisa usaha, ya untuk lab juga. Kurikulumnya kami kolaborasi. Seperti biologi itu, jangan hanya teori, bisa diaplikasikan ke BM Mart. Jadi, anak-anak itu terutama yang SMA itu dua minggu ke lab, dua minggu belajar. Jadi, mereka langsung praktik," ungkapnya.
Baca Juga : Baca Selengkapnya