Khawatir dengan Ketahanan Pangan, Petani Birokrat Bondowoso Lakukan Ini

Reporter

Abror Rosi

Editor

Dede Nana

28 - Oct - 2020, 03:12

Maswijaya sedang merawat padi polybag (Foto: Abror Rosi/JatimTimes)


Pandemi Covid-19 sedang mengancam ketahanan pangan nasional. Plus dengan berbagai keterbatasan yang terjadi dalam produksi pertanian. Misalnya, lahan pertanian yang semakin menyusut, khususnya di perkotaan. Membuat ancaman Covid-19 terhadap ketahanan pangan menjadi kekhawatiran.

Hal ini pula yang membuat seorang ASN dari Bondowoso yang juga seorang petani, mengambil langkah konkrit untuk menepis kekhawatiraan itu.  Ia adalah Maswijaya, yang sadar akan pentingnya menjaga ketahanan pangan. 

Baca Juga : Tak Hanya Tahu, Kediri Juga Dikenal Punya Ikan Koi Unggulan

Pria 38 tahun kelahiran 27 Mei 1982 ini sadar betul bahwa persoalan ketahanan pangan harus menjadi perhatian serius. Terlebih dalam situasi krisis seperti sekarang ini. Ia berpikir bagaimana cara warga perkotaan dapat berkontribusi menciptakan ketahanan pangan dalam situasi keterbatasan lahan.

Seperti diketahui, rumah-rumah perkotaan pada umumnya tidak memiliki pekarangan luas. Sehingga untuk bercocok tanam secara konvensional sangat tidak memungkinkan. Tapi ia tak mudah menyerah, hingga keinginan kuatnya untuk bercocok tanam ia salurkan lewat media tanam polybag sebagai pengganti lahan sawah.

"Saya berpikir bagaimana caranya lahan yang minimalis dapat menghasilkan hasil maksimal. Maka dipilihlah media tanam polybag ini," ucapnya di sela-sela merawat padi polybag-nya, Selasa (27/10/2020).

Maswijaya memilih tanaman padi. Yang tak lain merupakan salah-satu bahan pokok paling krusial yang setiap hari dikonsumsi oleh 200 juta masyarakat Indonesia. Namanya Padi HRD 700 ciptaan Prof Dr  Ir Hariyadi MP Direktur Pusat Kajian Pertanian Organik di Malang yang juga menunjuk Maswijaya sebagai Direktur Pusat Kajian Pertanian Organik Perwakilan Bondowoso.

Tak tanggung-tanggung, padi yang dipilihnya itu dalam 1 polybag-nya dapat menghasilkan 1 hingga 2 Kg gabah kering sawah. Dalam 1 malai dengan panjang 40 cm bisa menghasilkan sebanyak 700 butir padi. Jumlah itu tentu jauh lebih banyak dibanding padi pada umumnya yang hanya dapat menghasilkan 200 bulir dalam satu malai-nya.

"Ukuran polybag ini 40x40 cm. 1 meter persegi lahan berisi 9 polybag, yang mana potensi hasil panennya bisa sampai 14 hingga 18 kilogram gabah kering sawah," tuturnya sambil menyiram dan menyiangi gulma atau rumput liar satu demi satu pada padi polybag-nya.

Setiap pagi, sebelum berangkat ke kantor, Maswijaya rutin menyiram satu persatu padinya. Pun sepulang kerja, aktivitas menyiram kembali dilakukan...

Baca Selengkapnya


Topik

Ekonomi, ,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette