Banyak Rapor Merah, Kaum Muda Inginkan Machfud Arifin Bawa Surabaya ke Next Level
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
Yunan Helmy
27 - Oct - 2020, 01:08
SURABAYATIMES - Sejumlah pemuda milenial menyampakan masih banyak rapor merah yang ditinggalkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di akhir masa jabatannya.
Hal itu terungkap dari diskusi sejumlah pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Simokerto dengan legislator PKS Fatkur Rohman.
Meski demikian, para pemuda tersebut tidak memungkiri bahwa Surabaya sudah cukup baik di beberapa sektor. Namun, harusnya sebagai kota metropolitan, bisa lebih baik lagi bahkan 'wajib' naik level.
Untuk itu, diharapkan visi dan misi yang diusung paslon nomor 2 Machfud Arifin-Mujiaman bisa mengangkat Surabaya naik ke level lebih tinggi dan memperbaiki catatan-catatan merah yang selama ini ada di Surabaya. “Kita sebagai warga Surabaya sangat memahami dan merasakan bahwa Surabaya bisa lebih baik bahkan naik level, ” ujar Hadi, salah satu pemuda yang berdiskusi dengan Fatkur.
Menurut Fatkur, para pemuda ini sangat tahu bahwa pada faktanya banyak keluhan terhadap program pembangunan maupun pemberdayaan yang berdampak langsung pada warga-warga di kampung. '‘Mereka para pemuda itu aktif dan hidup di kampung. Jadi, sangat tahu kondisinya,” kata Fatkur.
Fatkur, yang juga anggota Fraksi PKS, menyebut, para pemuda terutama yang aktif di karang taruna menyampaikan masih banyak rapor merah di beberapa item program Pemkot Surabaya. Contohnya soal pengentasan kemiskinan dan pengangguran, pemerataan kualitas pendidikan, kualitas layakan publik khususnya di kelurahan yang tiap hari berinteraksi dengan warga kampung.
Hadi sendiri dalam diskusi kemarin menyampaikan kepada Fatkur perlunya dimulai program pembangunan berbasis tingkat kampung, RT/RW dan khususnya menyasar daerah-daerah pinggir yang selama ini tertinggal.
“Saatnya dana kelurahan itu berbasis kebutuhan RT. Karena dinamika warga Surabaya terbesar adalah di RT-RT dan pemerintah semestinya harus hadir dengan support kepastian anggaran untuk RT, missal Rp 150 juta per tahun per RT” ujar Hadi.
Fatkur menambahkan, program berbasis kampung tentunya RT/RW akan memerlukan pendampingan agar aman secara hukum dan implementasi programnya, baik untuk sarana prasrana di RT maupun untuk pemberdayaan masyarakat inilah surabaya yang dicita-citakan banyak warga Surabaya.
“Bahkan mungkin diperlukan semacam pra-musrenbang. Mungkin dalam bentuk workshop . Ketua-ketua RT bisa diedukasi perihal bagaimana seharusnya membuat rencana pembangunan tingkat RT,” ujarnya...