Rektor UIN Malang Minta Pemuda Tak Salah Paham Terhadap Politik
Reporter
Imarotul Izzah
Editor
Dede Nana
24 - Oct - 2020, 11:05
Dalam rangkaian Dies Maulidiyah ke-59, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) mengadakan webinar dengan beragam tema. Hari ini (Sabtu, 24/10/2020) UIN Malang mengadakan webinar bertajuk Seminar Kebangsaan Sosial, Hukum, dan Politik "Refleksi Peta Politik di Indonesia".
Rektor UIN Malang Prof Dr Abdul Haris MAg sebagai keynote speaker menyampaikan, maksud dari politik itu sendiri sehingga anak muda tidak salah paham. Dikatakan, politik amat erat kaitannya dengan bagaimana memperoleh kekuasaan dan menggunakannya untuk kebaikan.
Baca Juga : Rektor UIN Malang Beberkan Keistimewaan Menjadi Santri
Di sisi lain, filsuf Aristoteles menyatakan, politik adalah upaya warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Apapun itu, kata dia, politik pasti berkaitan dengan kepemimpinan.
"Bagaimana kepemimpinan dengan kekuasaan yang diperoleh digunakan sebaik mungkin untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat luas, warga negara maupun yang lain," terangnya.
Ia pun teringat satu kaidah terkenal dan menjadi idealisme seluruh pemimpin yang baik. Yakni, penggunaan kekuasaan atau kewenangan dari seorang pemimpin terhadap yang dipimpin atau rakyat tidak lain seharusnya untuk kemaslahatan.
"Arti penting politik dan kemaslahatan ini tidak lagi dibatasi oleh waktu dan tempat dan bahkan tidak dibatasi oleh agama maupun etnis, bangsa, dan lain sebagainya," ucapnya.
Siapapun menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan kebaikan bersama, lanjutnya, maka itulah sejatinya seorang pemimpin.
Salah satu momen politik yang ikonik di Indonesia adalah lahirnya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 silam. Isi Sumpah Pemuda sendiri adalah pertama, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kedua, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga, Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
"Ini adalah ungkapan yang sesungguhnya mengandung satu arti yang sangat penting untuk kebaikan dan menyatukan. Kesadaran ini yang saya kira sekarang harus ditumbuhkan kembali, bagaimana mengelola kekuasaan dan mengelola potensi untuk kebaikan bersama," paparnya.
Menurut Prof Haris, seperti halnya pemuda di masa lampau yang memiliki inisiatif Sumpah Pemuda, mahasiswa saat ini juga harus memiliki inisiatif sendiri untuk kebaikan bersama...