Banyuwangi Kini Miliki Dermaga Yacth Internasional
Reporter
Nurhadi Joyo
Editor
Yunan Helmy
27 - Sep - 2020, 02:43
Banyuwangi kini memiliki dermaga yatch internasional di kawasan Pantai Marina Boom. Fasilitas dan destinasi wisata baru ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, terutama wisatawan asing kelas menengah atas.
Banyuwangi International Yatch Club (BIYC) itu diresmikan oleh Direktur Utama Pelindo III Saefudin Noer, Jumat malam (25/9/2020). BIYC berada di kawasan Pantai Marina Boom. Kawasan tersebut merupakan aset milik PT Pelindo III yang dikelola anak perusahaannya, PT Pelindo Properti Indonesia.
Baca Juga : Demi Menjaga Mata Air, Wisata Alaska di Kota Batu Akhirnya Diberhentikan
Menurut Saefudin Noer, Pelindo III memiliki konsep butterfly cruise port yang akan menunjang kunjungan wisatawan di Indonesia. Untuk itu, fasilitas yatch club di Banyuwangi akan melengkapi beberapa dermaga yatch yang sudah dibangun di beberapa tempat.
"Konsep butterfly cruise port kami galakkan saat ini. Tentunya kunjungan para pemilik yatch yang ke beberapa dermaga yang sudah kami siapkan nantinya akan mampir juga di Banyuwangi. Konsep ini bentuknya seperti kupu-kupu yang hinggap di beberapa tempat. Salah satunya adalah Banyuwangi," ujarnya.
"Dalam setahun ada sekitar 160 kapal pesiar yang singgah di Indonesia. Nanti yang akan dipilih salah satunya Banyuwangi," kata Saefudin.
Saat ini, yacht club tersebut juga dilengkapi dengan atraksi wisata bahari Kapal Magia II. Kapal Magia II merupakan kapal luxury dengan empat dek yang menawarkan pengalaman baru untuk menikmati liburan. Di kapal pesiar ini, wisatawan bisa menginap di kamar layaknya kamar hotel dengan pemandangan laut.
Direktur Utama PT Pelindo Properti Indonesia (PT PPI) Edward Danner P. Napitupulu mengatakan, fasilitas BIYC dapat menampung sebanyak 8 unit kapal yacth ukuran panjang 25 feet hingga 35 feet. Dermaga ini memiliki luas sekitar 5.000 meter persegi.
"Kami dengan Pemerintah Banyuwangi sepakat untuk mengubah wajah Pantai Marina Boom dari semula pelabuhan tradisional menjadi pelabuhan khusus pariwisata. Sementara luas kawasan ini sebanyak 44 hektare. Sisanya akan dikerjasamakan lagi," ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan ini merupakan ikhtiar daerah membuka jalur baru datangnya wisatawan dari jalur laut.
Baca Juga : Baca Selengkapnya