Kekeringan, Sejumlah Desa di Tulungagung Mulai Didrop Air Bersih
Reporter
Joko Pramono
Editor
Nurlayla Ratri
01 - Sep - 2020, 06:56
Raut wajah gembira tak bisa disembunyikan oleh warga Dusun Pakisrejo, Desa Pakisrejo, Kecamatan Tanggunggunung. Saat truk tanki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung tiba, mereka meletakkan aneka alat penampungan air di depan rumah masing-masing.
Mereka mendapat bantuan air bersih dari Pemkab Tulungagung. Desa ini merupakan salah satu desa yang terdampak kekeringan pada kemarau ini.
Baca Juga : 15 ODGJ Repasung Tulungagung Dikirim ke RSJ Menur
Salah satu yang menyatakan kegembiraannya mendapat bantuan air bersih adalah Ibu Tatik. Tatik menuturkan, sudah sekitar 4 bulan dirinya sudah kesulitan memenuhi kebutuhan air bersihnya.
Sumur milik warga pun juga sudah nampak mengering. “Selama musim hujan kami menyimpan air di bak penampungan. Tapi sekarang sudah habis, karena curah hujannya kurang,” ujar Tatik, Senin (31/8/2020).
Warga biasanya memenuhi kebutuhan air bersih dengan membeli 200 ribu per tanki kapasitas 5 ribu liter. Air itu cukup untuk memenuhi kebutuhan 5 anggota keluarganya selama 2 minggu.
“Jadi selama dua bulan ini saja saya sudah membeli tiga tanki air, baik untuk MCK maupun memasak,” ungkap Tatik.
Kasi Trantib Kecamatan Tanggunggunung, Maryoto adalah sosok yang melakukan survei di wilayahnya yang kekurangan air. Dari survei, 2 dari 5 dusun di Desa Pakisrejo mengalami krisis air bersih.
Selain Dusun Pakisrejo, dusun lainnya yang terdampak adalah Dusun Jatirejo. Di Dusun Pakisrejo, ada 76 kepala keluarga dengan 120 warga yang mengalami kekurangan air bersih.
Sedangkan di Dusun Jatirejo terdapat 140 kepala keluarga dengan 381 warga yang terdampak. Dirinya meyakini kondisi ini akan terus bertambah, lantaran musim kemarau masih berlangsung.
“Selama panas, sumber ini kan terus menyusut. Jadi ke depan pasti semakin banyak warga yang kekurangan air bersih,” terang Maryoto.
Kondisi ini diperparah dengan singkatnya musim penghujan pada tahun ini. Jika pun hujan, curah hujan juga tidak besar. Akibatnya, mata air alam yang selama ini menjadi alternatif warga juga tidak banyak mengeluarkan air.
Baca Juga : Baca Selengkapnya