Jalur Laka Sempolan Terlalu Ekstrim, KNKT Sebut Dibutuhkan Jalur Penyelamat
Reporter
Moh. Ali Mahrus
Editor
A Yahya
18 - Aug - 2020, 11:12
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebut jalur turunan sejak dari Gunung Kumitir hingga setelah lokasi kecelakaan sebagai jalur ektrem.
Sehingga rawan terjadi rem blong terhadap kendaraan terutama kendaraan besar dengan muatan berat, dikarenakan di jalur tersebut jalan menurun lebih dari 15 kilometer. "Jika melihat medan sejak dari gunung kumitir hingga lokasi kejadian, hampir ada 15 km jalanan menurun, dan sepanjang jalan ini tidak dilengkapi dengan rambu rambu atau pembatas jalan maupun jalur keselamatan," ujar M. Wildan dari KNKT.
Baca Juga : Diduga Mengantuk Saat Berkendara, Mlijo Nyasak Pohon di Pinggiran Jalan
Menurut Wildan, jalur dengan jalan menurun, idealnya sejauh 1,5 km sampai 2 km, ada jalur keselamatan, sehingga ketika ada kendaraan yang mengalami rem blong bisa diantisipasi dengan jalur tersebut.
"Untuk jalan menurun di Sempolan sejauh 15 km lebih, saya tidak melihat adanya jalur keselamatan, sehingga ketika ada kendaraan yang mengalami rem blong, akan berakibat kecelakaan yang fatal, dan ini yang harus dipenuhi oleh Pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah," Jelasnya.
Dari pemeriksaan yang dilakukan KNKT terhadap sopir truk fuso, Wildan menjelaskan bahwa sopir sudah melakukan beberapa kali pengereman sejak turun dari kumitir.
"Karena keseringan mengerem, dengan jalur menurun seperti itu, tekanan angin rem habis, sehingga blongg, terlebih angin rem juga terpakai pada klakson telolet, semakin mempercepat kondisi angin habis, dan efeknya rem tidak berfungsi," Ujar Wildan.
Baca Juga : Bupati Faida Serahkan Santunan Kematian Jasa Raharja ke Keluarga Korban Kecelakaan
Wildan pun meminta kepada PUPR berkolaborasi dengan pemerintah propinsi maupun daerah untuk menyiapkan rest area untuk istirahat kendaraan yang berfungsi untuk mendinginkan rem selain jalur keselamatan ketika terjadi rem blong...