Ramai Reaksi Video Dangdutan Bupati Sanusi, Teguran Keras Datang dari Satgas Covid-19
Reporter
Tubagus Achmad
Editor
A Yahya
10 - Aug - 2020, 03:26
Video dangdutan Bupati Malang HM. Sanusi yang viral beberapa waktu lalu tepatnya pada hari Rabu (5/8/2020) bersama dua biduan penyanyi di salah satu Rumah Makan di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang menyita perhatian publik dari berbagai elemen hingga Pemerintah Pusat.
Viralnya video dangdutan Sanusi di media sosial sejak Kamis (6/8/2020) membuat warganet dan masyarakat luas mengecam tindakan Sanusi menggelar acara dangdutan di tengah larangan masyarakat untuk menggelar acara dengan mengumpulkan kerumunan massa.
Baca Juga : Bill Gates Ramalkan Pandemi Covid-19 Selesai di Akhir 2021
Dari kalangan akademisi juga bersuara, yakni dari pakar komunikasi massa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, Anang Sujoko yang menegaskan bahwa Sanusi telah melakukan pencideraan publik di tengah larangan kepada masyarakat untuk tidak menggelar acara keramaian.
"Intinya ini mencederai. Pak Sanusi sudah melakukan pencideraan publik," ucapnya ketika dikonfirmasi beberapa waktu lalu oleh MalangTimes.
Anang juga mengatakan bahwa gelaran tersebut yang kebetulan diadakan bersamaan dengan selesainya acara launching tim kampanye Sanusi-Didik (SanDi) untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Malang 2020 di mama Sanusi pada tahun ini kembali mencalonkan sebagai Bakal Calon Bupati dinilai terlihat seperti hanya mengedepankan nafsu kekuasaan.
"Karena ketiadaan ketauladanan, rasa empati, pejabat ini lebih dikendalikan oleh nafsu kekuasaan itu. Akhirnya tidak mau memahami dengan aturan yang ada," tegasnya.
Selain kalangan akademisi, tanggapan keras juga diluncurkan oleh salah satu organisasi kemasyarakat tingkat nasional yakni LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) Malang yang juga mengkritik keras tindakan Sanusi tersebut.
Bupati LIRA Malang, M. Zuhdy Achmadi mengatakan bahwa tindakan Sanusi di dalam situasi pandemi Covid-19 yang tengah melanda Kabupaten Malang khususnya, tidak tepat waktu dan tempatnya. "Sah-sah saja bupati menyanyi. Dangdutan bila perlu nge-rock, tidak ada yang melarang, asalkan melihat tempat dan waktu," ujarnya.
Didik sapaan akrabnya juga menegaskan bahwa yang diperbuat Sanusi merupakan contoh potret buruk perilaku seorang kepala daerah. "Saya menilai ini sebuah potret buruk seorang kepala daerah di saat pandemi covid. Hal ini sebenarnya tidak boleh terjadi," tegasnya...