Antisipasi Pes Meluas, Surabaya-Kediri-Pasuruan Blokir Akses Utama dari Malang
Reporter
Yuca Dewi
Editor
Nurlayla Ratri
25 - May - 2020, 06:00
Ribuan korban telah jatuh akibat merebaknya wabah pes di wilayah Malang.
Wilayah-wilayah lain, terutama daerah sekitar pun ketakutan jika virus itu terbawa dan ikut menyerang warga.
Baca Juga : Berkah Ramadan, BEM Unisba Blitar Aksi Sosial Berbagi Nasi Gratis kepada Masyarakat
Pada tanggal 31 Maret 1911 Residence Surabaya menutup akses jalan utama Surabaya-Malang melalui Pacet.
Kebijakan tersebut di ikuti sejumlah kota lainnya seperti Kediri dan Pasuruan.
Tak hanya penutupan akses jalan, Gubernur Jenderal Hindia Belanda juga memerintahkan penutupan jalur KA yang melewati Malang.
Dirinya juga menerjunkan personel militer agar upaya tersebut dipatuhi oleh warga.
“Tahun 19 itu De Vogel Direktur Burgelijke Geneeskundige Dienst (BGD) Dinas Kesehatan Masyarakat yang baru didirikan bersamaan dengan wabah pes di Malang, meminta pemerintah untuk mengisolasi Kota Malang,” jelas Syefri.
Permintaan tersebut akhirnya disetujui oleh Pemerintah Kolonial.
Bahkan tak tanggung-tanggung, selama proses isolasi tersebut dijaga oleh militer di setiap pintu masuk.
Juga dilakukan upaya penyemprotan disinfektan pada setiap kereta yang tiba dan pergi dari dan ke Malang.
“Setiap orang yang masuk dan keluar tidak diizinkan, kalau memaksa ditembak oleh pihak militer,” beber Syefri.
Isolasi wilayah Malang berlaku dalam kurun waktu relatif lama, yakni selama 1 tahun mulai 1911-1912.
Saat itu, banyak pihak yang meminta agar proses isolasi dihentikan.
Seperti misalnya para pengusaha perkebunan, mereka mengeluh karena kekurangan kuli untuk mengerjakan panen tebu, tembakau dan lain-lain.
Hal tersebut akhirnya menjadi dasar untuk membuka wilayah Malang dari isolasi.
Tercatat pada 1911, korban yang berjatuhan dari wabah pes mencapai 2.000 korban.
Sedangkan pada tahun 1913, angkanya melonjak mencapai angka korban 11 ribu korban di wilayah Malang dan sekitarnya.
Dengan tidak ampuhnya cara tersebut, pemerintah Kolonial akhirnya menggunakan cara radikal dengan menerapkan karantina skala besar...