Indahnya Ragam Kisah Panji, Mulai Reog Ponorogo hingga Cinta Segitiga Dewi Mayangsari
Reporter
Nurlayla Ratri
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
12 - Jul - 2019, 08:28
Kisah Panji yang menyebar di Nusantara sejak zaman Majapahit memiliki banyak turunan cerita yang berpusat pada cerita-cerita kepahlawanan, percintaan, hingga pengorbanan. Lima sanggar tari dengan indah mengisahkan cerita-cerita itu, Kamis (11/7/2019) malam dalam rangkaian Festival Panji Nusantara 2019 di Taman Krida Budaya Jawa Timur (TKBJ) di Kota Malang.
Misalnya kisah cinta segitiga antara Dewi Mayangsari dengan kakak beradik Panji Handoko Putro dan Panji Subroto yang dibawakan Sanggar Ganesha. Sendratari berjudul Geger Balerawan itu mengisahkan perjuangan Panji Handoko untuk mendapatkan cinta sang dewi. Meskipun Mayangsari ternyata menjalin hubungan kasih dengan Subroto, adik Handoko.
Demi menunjukkan keseriusannya, Handoko menyanggupi saat Mayangsari meminta dia mengalirkan mata air Gunung Wilis ke taman sari Balerawan. Saat usaha itu nyaris berhasil, Handoko mendapati Mayangsari tengah bersama Subroto. Tak ayal, pertempuran pun terjadi antara keduanya. Bantuan datang dari salah seorang resi untuk Subroto membuat Handoko mesti meregang nyawa di akhir pertempuran.
Kisah lain yakni tentang Putri Songgolangit yang dibawakan Sanggar Tari Sardulo Djojo. Putri asal Kerajaan Kadiri itu tumbuh menjadi bunga yang diperebutkan banyak pangeran. Meski banyak lamaran, Putri Songgolangit enggan menerima pinangan. Dia juga mensyaratkan agar pangeran yang melamarnya mengadakan pertunjukan dengan iringan 100 kuda kembar dan membawa seekor binatang berkepala dua. Kisah tersebut merupakan muasal Reog Ponorogo yang dikenal hingga saat ini.
Ada juga cerita pengorbanan yang dibawakan Sanggar Anggraeni berjudul Sukmo Asmoro. Menceritakan hubungan kasih antara Panji dan Galuh yang tidak mendapat restu dari keluarganya. Berbagai upaya ditempuh, termasuk menyamar dan hidup sebagai petani. Hingga di satu titik keduanya memutuskan untuk mencuri keris sakti dan memilih mengakhiri hidup. Kekuatan cinta keduanya, membuat dewa mempertemukan mereka kembali di kahyangan.
Kepala Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta Dwi Ratna Nurhajani mengungkapkan bahwa penampilan-penampilan tari tersebut akan dinilai secara khusus dalam rangkaian Festival Panji Nusantara 2019. "Ada tim nanti yang membuat apresiasi untuk 5 tim tari ini. Konsepnya, adalah kegiatan pengembangan budaya berbasis masyarakat," ujarnya.
Dwi mengungkapkan, BPNB tengah mendorong seluruh pemerintah daerah bersama komunitas dan masyarakat untuk bergiat membangun ekosistem budaya. "Kesejahteraan masyarakat pada outputnya juga akan terbangun...