Candi Sumberawan Pernah Dipugar Pemerintah Belanda
Reporter
Luqmanul Hakim
Editor
Yunan Helmy
31 - Mar - 2019, 03:43
Banyak cagar budaya yang ada di Malang. Salah satunya candi yang ada di Dusun Sumberawan, Desa Toyomerto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Candi Sumberawan tersebut merupakan candi yang berbentuk stupa yang ditemukan di Jawa Timur.
"Candi Sumberawan ini berbentuk stupa yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit di masa Raja Hayam Wuruk" ujar Dika Maulana, juru pelihara Candi Sumberawan, kepada Malang Times.
Ia mengatakan candi inj dibangun sekitar abad 14 sampai 15 Masehi. Tempat candi tersebut tersebut memiliki nama Kasurangganan.
"Dulu sebelum didirikan bangunan candi, sesuai dengan kitab Negarakertagama, tempat ini disebut Kasurangganan yang artinya taman bidadari," jelasnya.
Kemudian, bangunan candi yang berbentuk stupa tersebut terllihat tidak utuh pada bagian puncaknya dengan adanya tatanan batu yang hilang. Namun, Dika mengatakan bahwa stupa tersebut pernah mengalami pemugaran sekitar tahun 1937 oleh pemerintah Belanda. Namun saat merekonstruksi bagian puncak, mengalami kesulitan. Sehingga sisa dari puncak candi yang tidak bisa terpasangkan tersebut diletakkan di latar candi yang digunakan untuk ritual pembuka.
Namun, hal tersebut saat ini menjadi khas dari Candi Sumberawan. Bentuk Candi Sumberawan tersebut dipercayai sebagai peninggalan umat Buddha pada zaman Singosari dan sampai saat ini, candi tersebut masib tetap digunakan ibadah oleh umat Buddha.
Candi Sumberawan terletak 6 km dari Candi Singosari. Berbeda dengan Candi Singosari, Candi Sumberawan berada di tengah hutan pakis. Bila ingin ke sana, kita harus berjalan kaki sejauh 400 m.
Di sekitar candi terdapar banyak sumber mata air yang dipercaya airnya memiliki khasiat yang luar biasa. Air tersebut dikatakan Dika sebelumnya pernah diteliti oleh penguji laboratorium dari Surabaya, penguji laboratorium dari UM dan penguji lab dari Jerman. Hasilnya, air tersebut bisa langsung diminum tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Pasalnya dika mengatakan bahwa kadar PH air sumber tersebut dikatakannya hasil uji laboratorium bahwa sekitar 0,8.
"Hasil dari lab Jerman, selain bisa diminum langsung, airnya juga bisa untuk kecerdasan, kadar PH nya 0,8 sedangkan yang lainnya itu masoh 10" papar Dika.
Candi tersebut dikatakannya merupakan salah satu dari 6 candi terbesar yang ada di Malang. Sebagai juru pelihara candi, Dika berharap kepada pemerintah dan para generasi milenial untuk turut serta menjaga dan melestarikan candi tersebut.
"saya berharap sebagai generasi milenila juga ikut menjaga dan melestarikan candi tersebut. Buka sebagai tempat untuk berfotoria...