JATIMTIMES - Indonesia memiliki dua momen penting yang dikhususkan untuk menghormati para pendidik, yaitu Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Guru Sedunia (World Teachers’ Day). Keduanya sama–sama bertujuan memuliakan profesi guru, namun memiliki perbedaan yang cukup signifikan dari segi sejarah, cakupan, hingga fokus perayaan.
Memahami perbedaan ini membantu kita menempatkan apresiasi kepada guru secara tepat, baik dalam konteks nasional maupun skala global. Dilansir dari berbagai sumber, berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan Hari Guru Nasional dan Hari Guru Sedunia.
Baca Juga : Anak Madrasah Bicara Sains: Tim MAN 1 Kota Malang Torehkan Perak di OPSI 2025
1. Sejarah Hari Guru Nasional dan Hari Guru Sedunia
Hari Guru Nasional (HGN) – Indonesia
HGN diperingati setiap 25 November. Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tahun 1945. Penetapan resmi HGN tercantum dalam Keputusan Presiden RI No. 78 Tahun 1994.
Lahirnya PGRI merupakan hasil dari Kongres Guru Indonesia pertama yang menyatukan berbagai organisasi guru sejak era kolonial, termasuk PGHB dan PGI. Kongres tersebut menjadi tonggak perjuangan guru Indonesia dalam memperjuangkan hak dan martabat profesi pendidik di tengah situasi pascakemerdekaan.
Oleh sebab itu, peringatan Hari Guru Nasional sekaligus menjadi momen ulang tahun PGRI.
Hari Guru Sedunia – Skala Global
Sementara itu, Hari Guru Sedunia diperingati setiap 5 Oktober. Penetapan tanggal ini merujuk pada ditandatanganinya Rekomendasi ILO/UNESCO tentang Status Guru tahun 1966, sebuah dokumen penting yang mengatur standar internasional mengenai hak, tanggung jawab, dan kualitas kerja guru di seluruh dunia.
UNESCO kemudian menetapkan Hari Guru Sedunia pada tahun 1994 sebagai upaya global untuk meningkatkan perhatian internasional terhadap isu-isu pendidikan, kondisi kerja guru, hingga kualitas lingkungan belajar.
2. Latar Belakang dan Fokus Perayaan
Fokus Hari Guru Nasional
Peringatan HGN berorientasi pada kondisi dan kebutuhan guru di Indonesia. Momentum ini digunakan untuk:
• Mengapresiasi dedikasi guru dan tenaga kependidikan.
• Mendorong peningkatan kesejahteraan guru.
• Mengevaluasi kualitas dan sistem pendidikan nasional.
• Mengingat kembali sejarah perjuangan guru Indonesia.
Dengan demikian, HGN bersifat lokal, historis, dan nasionalistik.
Fokus Hari Guru Sedunia
Di tingkat global, Hari Guru Sedunia menjadi wadah advokasi internasional mengenai:
• Kekurangan tenaga pendidik di berbagai negara.
• Kondisi kerja guru yang belum layak.
• Kebutuhan pelatihan profesional berkelanjutan.
• Peningkatan standar pendidikan dunia.
Setiap tahun UNESCO, ILO, dan UNICEF mengangkat tema tertentu untuk menyoroti tantangan pendidikan global terkini. Fokusnya lebih pada solidaritas dan advokasi internasional.
3. Tujuan Perayaan
Tujuan Hari Guru Nasional
- Menegaskan peran strategis guru dalam membangun bangsa.
- Meningkatkan penghargaan masyarakat terhadap profesi pendidik.
- Melanjutkan semangat perjuangan guru sejak masa kemerdekaan.
- Memperkuat komitmen pemerintah dan PGRI untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Tujuan Hari Guru Sedunia
- Menggerakkan dukungan global bagi guru sebagai agen perubahan.
- Menguatkan implementasi standar internasional profesi guru.
- Mendorong pemenuhan hak guru untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas.
- Mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas.
Walaupun memiliki tanggal, sejarah, dan cakupan yang berbeda, Hari Guru Nasional dan Hari Guru Sedunia sama-sama bertujuan menempatkan guru pada posisi terhormat sebagai pilar pendidikan.
HGN menekankan perjuangan dan kontribusi guru dalam konteks Indonesia.
Hari Guru Sedunia menyoroti isu pendidikan secara global dan mendorong solidaritas internasional.
Keduanya saling melengkapi dan menjadi pengingat bahwa profesi guru tidak hanya penting di tingkat lokal, tetapi juga merupakan fondasi kemajuan dunia.