JATIMTIMES - Kemeriahan Grebeg Suro 2025 resmi berakhir pada Kamis malam (26/6/2025) ditandai dengan upacara penutupan yang digelar di Panggung Utama Alun-Alun Ponorogo. Ribuan penonton memadati area acara untuk menyaksikan berbagai penampilan spektakuler dari para seniman, yang kemudian ditutup dengan pertunjukan kembang api yang megah.
Dalam puncak acara tersebut, Dewan Juri juga mengumumkan para pemenang Festival Reog Remaja (FRR) ke-XXI dan Festival Nasional Reyog Ponorogo (FNRP) ke-XXX. Sorak sorai penonton membahana ketika Grup Reyog Brawijaya dari Universitas Brawijaya (UB) Malang dinobatkan sebagai Juara I FNRP XXX Tahun 2025, mengungguli puluhan grup lainnya dari seluruh Indonesia, termasuk grup-grup lokal tuan rumah dari Ponorogo.

Dengan kemenangan ini, Universitas Brawijaya Malang membawa pulang Piala Bergilir Presiden Republik Indonesia, sebagai bentuk pengakuan tertinggi atas kualitas pertunjukan seni Reyog mereka.
Baca Juga : Kabupaten Sumenep Delegasikan Pemuda di Festival Geopark Bojonegoro 2025
“Sebenarnya kita tidak menuntut hasil. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyajikan suatu proses sajian yang terbaik untuk masyarakat Ponorogo maupun masyarakat dunia, karena Reog ini sudah diakui UNESCO,” ujar Prof. Denny Widhiyanuriyawan, pembina Reyog Brawijaya, saat ditemui di Ponorogo, Jumat (27/6/2025).
Menurut Prof. Denny, penyelenggaraan FNRP ke-30 tahun ini mengalami peningkatan signifikan, terutama dari sisi jumlah peserta yang mencapai lebih dari 40 grup. Persaingan pun berlangsung ketat, menandakan bahwa semangat generasi muda dalam melestarikan budaya bangsa masih sangat kuat.
“Saya sangat mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang secara konsisten menyelenggarakan acara pelestarian budaya ini. Penetapan Reog sebagai warisan budaya tak benda UNESCO di tahun ke-30 FNRP ini adalah kebanggaan luar biasa bagi bangsa Indonesia,” tambahnya.
Di media sosial, antusiasme masyarakat juga terlihat dari berbagai komentar positif terhadap penampilan para peserta. Seorang pengguna YouTube dengan akun @atiemh5621 berkomentar, “UB unggul di musiknya yang dalam + penyajian tarian, sedangkan GM unggul di kreativitas + inovasi juga ceritanya.. kerennn dua-duanya.. peserta yang lain juga ndak kalah rawwr.”
Baca Juga : Kabupaten Sumenep Delegasikan Pemuda di Festival Geopark Bojonegoro 2025
Pengguna lainnya yakni @4_sdtm_kristian534, memuji teknis panggung, “Bloking panggungnya rapi banget sumpah, mulai awal masuk sampe ending dan lampu black out pun ditata juga masuknya dadak. Best emang.”
Komentar penuh semangat juga datang dari akun @NasipecelBurum, “Baru keluar manggung saya sudah merinding mendengar musik vokal cara menarinya kok bisa pakem. Pokoknya BRAWIJAYA sangat sangat sangat paling aneh paling bagus.”
Terlepas dari kompetisi, Kemeriahan FNRP XXX ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga menjadi momentum penting untuk membangkitkan semangat generasi muda dalam melestarikan budaya Reog Ponorogo sebagai bagian dari identitas bangsa yang tak ternilai harganya.