JATIMTIMES - Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Kabupaten Jember bersama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) cabang Jember, Sabtu (19/4/2025) siang menggelar acara halal Bihalal bersama Bupati Jember Muhammad Fawait di aula Wahya Wibawagraha.
Dalam acara yang dihadiri oleh ratusan anggota kedua organisasi kesehatan tersebut, juga ada komitmen dari PPNI dan IBI dalam mendukung program UHC, percepatan penurunan stunting, AKI dan AKB di Kabupaten Jember.
Baca Juga : Mensos RI Koordinasi Pembentukan Sekolah Rakyat di Situbondo: Upaya Memutus Rantai Kemiskinan
Ketua IBI cabang Jember Siti Romlah dalam kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa IBI cabang Jember, khususnya periode 2023-2028 sudah berkomitmen untuk mengatasi penurunan Stunting, AKI dan AKB.
"Kami memang menjabat pengurus IBI cabang Jember periode 2023-2028, namun kami baru dilantik pada 21 Februari 2025. Sejak dilantik, kami menyusun program membantu pemerintah dalam penurunan angka stunting dan AKI AKB. Jadi sebelum hari ini, kami IBI sudah berkomitmen," ujar Siti Romlah.
Menurut Romlah, program yang dicanangkan tersebut, tidak lepas dari pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan DP3AKB Pemkab Jember. Sedangkan mengenai program UHC (Universal Health Coverage), IBI siap berkolaborasi, tentunya dengan diberi izin membawa pasien langsung ke rumah sakit rujukan tanpa harus transit.
"Kami IBI Jember siap komitmen untuk mensukseskan program UHC, dengan diizinkan membawa pasien secara langsung ke rumah sakit rujukan, dan tidak melalui transit," ujarnya.
Begitu juga yang disampaikan oleh Ketua DPD PPNI Jember, Mustakim yang menyampaikan, jumlah perawat tersebar di seluruh kecamatan. "Kami siap mendukung program bupati, mulai dari Universal Health Coverage (UHC), penurunan angka kematian ibu dan bayi, hingga percepatan penanganan stunting,” ujar Mustakim.
Mustakim menilai program-program yang dijalankan oleh Bupati Fawait sejalan dengan kebutuhan nyata masyarakat. Ia menegaskan bahwa PPNI siap terlibat aktif dalam menyukseskan agenda-agenda tersebut.
Menurut dia, perawat di Jember selama ini telah ambil bagian dalam sejumlah program strategis pemerintah, seperti kampanye imunisasi massal dan intervensi stunting di berbagai wilayah.
“Perawat adalah salah satu garda terdepan dalam pelayanan kesehatan. Kami ingin berkontribusi lebih untuk mewujudkan Jember yang sehat dan sejahtera,” kata Mustakim.
Ia juga berharap Pemerintah Kabupaten Jember dapat terus mendorong kebijakan yang berpihak pada penguatan layanan kesehatan serta peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan.
Baca Juga : Dewan Kota Malang Soroti Penegakan Perda Setengah Hati, hanya Berani Lawan PKL
Sementara itu, Bupati Jember Muhammad Fawait mengapresiasi komitmen para tenaga kesehatan. Ia menyatakan bahwa dalam masa kepemimpinannya yang baru berjalan satu bulan lebih, sektor kesehatan menjadi prioritas utama.
“Kalau masih ada warga Jember yang kesulitan akses layanan kesehatan karena kendala biaya, saya merasa berdosa,” ujarnya.
Sebagai upaya mempercepat capaian UHC, Fawait mengatakan telah menggeser sejumlah anggaran untuk memastikan program tersebut bisa segera dijalankan. Program UHC Prioritas itu merupakan hasil sinergi antara Pemkab Jember dan BPJS Kesehatan.
“Alhamdulillah, meski baru satu bulan tujuh belas hari, saya bisa menuntaskan dua hal penting: kesehatan dan pendidikan,” kata Fawait.
Ia juga berkomitmen untuk menghadirkan kebijakan kesehatan yang solutif. Dalam waktu dekat, ia akan mengundang praktisi dan akademisi guna merumuskan langkah konkret mengatasi berbagai persoalan kesehatan di Jember, termasuk stunting serta angka kematian ibu dan bayi.
“Kalau masyarakat sehat, rumah sakit berjalan baik, dan tenaga kesehatan tersenyum karena haknya terpenuhi, itulah bentuk keberhasilan kita bersama,” kata Fawait.