free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Bukan 'Minal ‘Aaidiin Wal Faaiziin', Ini Ucapan yang Benar Saat Idul Fitri

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Nurlayla Ratri

31 - Mar - 2025, 05:37

Placeholder
Menyatukan kedua tangan, ilustrasi saat mengucapkan lebaran. (Foto: Website Download Gambar)

JATIMTIMES - Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, umat Islam merayakan Idul Fitri sebagai momen kemenangan. Di Indonesia, ucapan yang paling sering digunakan untuk menyampaikan selamat hari raya adalah minal ‘aaidiin wal faaiziin yang kerap disertai dengan “mohon maaf lahir batin.” Namun, apakah ucapan tersebut benar dan sesuai makna aslinya? 

Ucapan minal ‘aaidiin wal faaiziin telah menjadi tradisi yang banyak diucapkan masyarakat saat Idul Fitri. Sayangnya, banyak yang mengira frasa ini bermakna “mohon maaf lahir dan batin,” padahal secara bahasa, maknanya berbeda. 

Dalam tulisan Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Pacarpeluk, Megaluh, Kabupaten Jombang, yang dikutip dari NU Online, dirinya pernah melakukan survei kecil-kecilan di lingkungannya. Setiap ada murid yang mengucapkan minal ‘aaidiin wal faaiziin, ia bertanya, “Apa maksudnya?” Hampir semua murid menjawab bahwa itu berarti “mohon maaf lahir batin.” Padahal, makna sebenarnya dari frasa tersebut adalah “termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang.” 

Kesalahan ini terjadi secara masif hingga dianggap sebagai kebenaran. Ibarat anak kecil yang melihat tulisan welcome di keset dan menganggap bahwa welcome berarti keset. Fenomena ini dikenal sebagai salah kaprah, kesalahan yang dilakukan banyak orang sehingga dianggap benar. 

Jika merujuk pada tradisi para sahabat Nabi Muhammad SAW, ucapan tahni’ah (ucapan selamat) yang benar saat Idul Fitri adalah: 

تقبل الله منا و منكم صيامنا و صيامكم جعلنا الله وإياكم من العائدين و الفائزين كل عام و أنتم بخير 

Arab Latin: Taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum wa ja'alanallahu wa iyyakum minal aidin wal faizin kullu aamiin wa antum bi khair. 

Artinya: Semoga Allah SWT menerima ibadah (puasa) kita, Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang kembali (dalam keadaan suci) dan termasuk orang orang yang mendapatkan kemenangan, dan semoga Anda semuanya senantiasa dalam kebaikan setiap tahun. 

Sebagian sahabat juga menambahkan:
Wal maqbuulin kullu ‘ammin wa antum bi khair, yang berarti dan semoga (ibadah kita) diterima. Semoga setiap tahun kalian dalam kebaikan. 

Dari sini, dapat diketahui bahwa minal ‘aaidiin wal faaiziin sebenarnya merupakan bagian dari doa panjang dan tidak berdiri sendiri. Artinya pun tidak ada kaitannya dengan permohonan maaf lahir dan batin. 

Namun dalam perkembangannya, ucapan panjang tersebut mengalami penyusutan menjadi hanya minal ‘aaidiin wal faaiziin. Sayangnya, banyak yang kemudian salah memahami maknanya. Jika diibaratkan, ini seperti menjelaskan tentang seekor kuda tetapi hanya menunjukkan ekornya, informasi yang diberikan tidak lengkap dan bisa menimbulkan kesalahpahaman. 

Secara tata bahasa, frasa minal ‘aaidiin wal faaiziin juga tidak sempurna karena tidak membentuk kalimat yang utuh. Dalam bahasa Arab, kalimat ini harus memiliki hubungan dengan bagian sebelumnya agar memiliki makna yang jelas. 

Jika tetap ingin menggunakannya, maka bisa ditambahkan elemen tersembunyi seperti “semoga kita” di awal sehingga bermakna: (Semoga kita) termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang. 

Para ulama memiliki pandangan yang beragam terkait ucapan selamat Idul Fitri. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pernah ditanya mengenai hal ini dan menjawab bahwa ucapan taqabbalallaahu minnaa wa minkum adalah yang paling sering digunakan oleh para sahabat dan diperbolehkan oleh para imam, termasuk Imam Ahmad bin Hanbal. Namun, Syaikhul Islam juga menyatakan bahwa siapa pun yang melakukannya memiliki panutan, dan yang tidak melakukannya pun memiliki panutan. 

Di Indonesia, fenomena ini juga unik. Tidak hanya mengadopsi ucapan minal ‘aaidiin wal faaiziin secara tidak utuh, masyarakat juga mengembangkan tradisi Halal Bihalal, sebuah budaya khas yang tidak ditemukan dalam Islam di negara-negara Arab. Selama tradisi ini tidak bertentangan dengan syariat Islam, maka bisa diterima sebagai bagian dari budaya lokal. 

Dengan demikian disimpulkan bahwa ucapan minal ‘aaidiin wal faaiziin sudah terlanjur populer, pemahaman bahwa frasa ini berarti “mohon maaf lahir batin” jelas keliru. Jika ingin mengikuti sunnah Nabi dan para sahabat, maka yang lebih tepat adalah mengucapkan taqabbalallaahu minnaa wa minkum saat Hari Raya Idul Fitri.


Topik

Agama ucapan idul fitri



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Nurlayla Ratri